SwaraWarta.co.id – Tel Aviv kembali menjadi pusat demonstrasi besar-besaran setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memutuskan untuk memberhentikan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Ribuan warga Israel turun ke jalan, menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap langkah ini dan menuntut pemerintah segera memulangkan para sandera yang ditahan di Jalur Gaza.
Aksi protes warga Israel tersebut, dilaporkan oleh AFP dan Al Arabiya pada Rabu (6/11/2024), berlangsung segera setelah pengumuman pemecatan Gallant yang dikeluarkan kantor PM Israel pada Selasa (5/11) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Gallant diberhentikan karena perbedaan pandangan dengan Netanyahu terkait penanganan konflik melawan kelompok Hamas yang semakin intensif.
Para demonstran yang berkumpul di pusat komersial Tel Aviv meneriakkan berbagai slogan anti-Netanyahu.
Mereka mendesak pemerintah agar mengutamakan pemulangan 97 sandera yang masih ditahan oleh Hamas dan kelompok-kelompok aliansinya di Jalur Gaza.
Kemarahan warga terlihat dalam tindakan mereka yang memblokir jalanan dan bahkan membakar beberapa objek di tengah aksi protes.
Beberapa demonstran mengenakan kaos bertuliskan “Bawa mereka pulang sekarang!” sebagai bentuk seruan untuk pembebasan para sandera.
Sejumlah spanduk dibentangkan oleh demonstran, dengan tulisan-tulisan seperti “Kami berhak mendapatkan pemimpin yang lebih baik” dan “Tidak ada yang tertinggal!”
Beberapa peserta aksi bahkan memprotes secara simbolis dengan memakai borgol dan masker wajah yang mirip dengan wajah Netanyahu.
Pemecatan Gallant ini juga terjadi bertepatan dengan pemilihan presiden Amerika Serikat, yang merupakan salah satu sekutu utama Israel dalam hal militer.
Gallant sendiri selama ini dikenal sebagai sosok tegas dalam menghadapi Hizbullah di Lebanon, sekaligus pengusung langkah damai melalui kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera di Jalur Gaza.
Netanyahu dan Gallant memang telah lama berselisih terkait kebijakan serangan balasan terhadap Hamas.
Ketegangan meningkat sejak serangan besar pada 7 Oktober tahun lalu, yang menewaskan banyak warga Israel dan memicu aksi balasan berlarut-larut di Jalur Gaza.
Melalui pernyataan resminya, Netanyahu menyampaikan bahwa kepercayaan antara dirinya dan Gallant telah terkikis dalam beberapa bulan terakhir.
“Kepercayaan yang hilang ini membuat saya memutuskan untuk mengakhiri masa jabatan Menteri Pertahanan,” jelas Netanyahu dalam rilis dari kantornya.
Langkah Netanyahu memecat Gallant memicu reaksi keras dari masyarakat yang merasa pemulangan sandera harus menjadi prioritas utama pemerintah.***