SwaraWarta.co.id – Pendidikan karakter merupakan bagian penting dalam proses pembentukan pribadi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki nilai-nilai moral yang tinggi.
Di Indonesia, pendidikan karakter tidak hanya diajarkan sebagai konsep terpisah, tetapi telah menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan, yang diharapkan dapat membentuk karakter bangsa yang unggul.
Berdasarkan Permendikbud No. 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, pendidikan karakter bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan baik pada peserta didik, yang mencakup berbagai aspek kehidupan seperti kejujuran, disiplin, kerja sama, dan rasa hormat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pendidikan karakter dimulai sejak dini, baik di keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam keluarga, orang tua memiliki peran vital sebagai contoh teladan pertama bagi anak-anak mereka.
Selain memberikan pendidikan akademis, orang tua juga perlu mendidik anak dengan nilai-nilai moral yang akan membentuk karakter mereka.
Di sekolah, pendidikan karakter diajarkan melalui berbagai program dan kegiatan yang bertujuan untuk membangun kebiasaan positif.
Misalnya, penerapan nilai-nilai kejujuran dan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam aturan sekolah atau kerja kelompok.
Sekolah bukan hanya tempat untuk menimba ilmu, tetapi juga sebagai tempat untuk membentuk karakter anak.
Salah satu pilar utama pendidikan karakter adalah kejujuran.
Kejujuran menjadi dasar yang kokoh bagi terbentuknya kepribadian yang kuat.
Mengajarkan anak untuk selalu berkata jujur dan bertindak sesuai dengan kebenaran akan memberikan dampak jangka panjang terhadap perkembangan moral mereka.
Selain kejujuran, nilai keadilan juga sangat penting untuk ditanamkan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan ketidakadilan yang terjadi di sekitar kita.
Oleh karena itu, penting bagi anak untuk memahami dan menerapkan sikap adil, baik dalam menyikapi orang lain maupun dalam menjalani kehidupan sosial.
Namun, pendidikan karakter menghadapi tantangan besar di era digital ini.
Pengaruh teknologi dan media sosial dapat memengaruhi pembentukan karakter anak.
Anak-anak seringkali terpapar pada informasi yang tidak selalu mencerminkan nilai-nilai positif, dan hal ini dapat mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan lingkungan.
Dalam menghadapi tantangan ini, peran orang tua dan guru sangat penting. Orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anak, serta mengawasi dan membimbing mereka dalam menggunakan teknologi secara bijak.
Selain itu, pendidikan karakter di era digital harus melibatkan strategi yang lebih inovatif, seperti mengajarkan anak untuk lebih kritis dalam menyaring informasi yang mereka terima.
Pendidikan karakter adalah investasi jangka panjang bagi pembangunan bangsa.
Oleh karena itu, peran seluruh elemen masyarakat, baik pemerintah, keluarga, sekolah, dan masyarakat luas, sangat dibutuhkan dalam mendukung pengembangan karakter generasi muda.
Dengan pendidikan karakter yang tepat, diharapkan anak-anak Indonesia tidak hanya tumbuh menjadi individu yang cerdas, tetapi juga memiliki moralitas yang tinggi dan siap menghadapi tantangan global.***