SwaraWarta.co.id – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memutuskan untuk mencopot Yoav Gallant dari jabatan Menteri Pertahanan.
Langkah ini memicu reaksi keras dari masyarakat Israel, dengan ribuan orang menunjukkan kemarahan mereka atas keputusan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Langkah pemberhentian Gallant diumumkan pada Rabu, 6 November 2024, di tengah situasi perang Israel yang berlangsung dengan Hamas di Gaza.
Menurut laporan dari AFP, Netanyahu menyampaikan bahwa pencopotan ini disebabkan oleh hilangnya kepercayaan yang dirasakan dalam hubungan kerjanya dengan Gallant selama penanganan krisis konflik Gaza.
Netanyahu menegaskan bahwa kepercayaan penuh antara dirinya sebagai perdana menteri dan Menteri Pertahanan sangat penting, terutama di saat perang seperti sekarang.
Meski Gallant diakui produktif saat awal-awal konflik, Netanyahu menyebut kepercayaannya semakin berkurang terhadap Gallant.
Keduanya dilaporkan sering tidak sejalan dalam merumuskan strategi militer yang akan diambil Israel terhadap Hamas, menyusul serangan besar dari kelompok militan tersebut pada 7 Oktober tahun lalu.
Dalam situasi yang penuh ketegangan ini, pandangan mereka mengenai operasi militer balasan di Gaza semakin memperuncing hubungan kerja mereka.
Sebagai pengganti Gallant, Netanyahu menunjuk Israel Katz, yang saat ini menjabat Menteri Luar Negeri, untuk menempati posisi Menteri Pertahanan.
Katz dipilih berdasarkan pengalaman dan kontribusinya dalam menjaga keamanan nasional.
Dalam pengumumannya, Netanyahu menegaskan bahwa Katz memiliki rekam jejak yang meyakinkan untuk menangani tugas besar ini.
Langkah ini diharapkan dapat membawa kestabilan di tengah situasi yang kompleks dan menegangkan antara Israel dan Gaza.
Setelah resmi ditunjuk, Katz berjanji akan menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh komitmen.
Ia menyampaikan tekadnya untuk mencapai tujuan perang yang telah ditetapkan Israel, termasuk menghancurkan Hamas di Gaza,
melumpuhkan kelompok Hizbullah di Lebanon, serta memastikan keselamatan para sandera yang berada di wilayah konflik.
Komitmen Katz diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap kebijakan militer Israel di masa mendatang.
Posisi Menteri Luar Negeri yang sebelumnya diemban oleh Katz, kini akan dipegang oleh Gideon Saar.
Sebelumnya, Saar merupakan Menteri tanpa portofolio dalam kabinet Israel.
Peralihan posisi ini menunjukkan perubahan yang signifikan dalam tubuh pemerintahan Israel di tengah situasi genting yang dihadapi negara tersebut.
Para pengamat menilai bahwa penunjukan Katz dan Saar mencerminkan upaya Netanyahu untuk menyatukan kembali kekuatan pemerintahan dalam menghadapi ancaman eksternal yang semakin meningkat.
Keputusan pemecatan Gallant ini tidak hanya menggambarkan dinamika internal di kalangan petinggi Israel, namun juga menunjukkan tantangan yang dihadapi pemerintah dalam merumuskan strategi yang tepat.
Dengan adanya perubahan di posisi Menteri Pertahanan, diharapkan Israel dapat menghadapi konflik di Gaza dengan lebih solid dan terkoordinasi.
Perubahan di dalam pemerintahan ini juga membawa harapan baru bagi masyarakat Israel untuk melihat langkah tegas yang diambil pemerintah dalam menyelesaikan konflik berkepanjangan dengan Hamas.
Akan tetapi, hanya waktu yang akan menunjukkan seberapa efektif pergantian posisi ini dalam memperkuat pertahanan nasional Israel dan mencapai tujuan jangka panjang yang telah ditetapkan.***