Pada Masa Demokrasi Liberal, Keadaan Pemerintahan Tidak Stabil: Hal Ini Disebabkan Karena Beberapa Faktor Berikut

- Redaksi

Tuesday, 12 November 2024 - 20:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi soal (Dok. Ist)

Ilustrasi soal (Dok. Ist)

SwaraWarta.co.id – Era Demokrasi Liberal di Indonesia berlangsung dari tahun 1950 hingga 1959. Pada periode ini, Indonesia menggunakan sistem pemerintahan parlementer dengan Presiden Soekarno sebagai kepala negara.

Namun, perjalanan pemerintahan pada masa Demokrasi Liberal menghadapi banyak tantangan dan sering kali dianggap tidak stabil karena beberapa faktor penting.

Berikut adalah alasan utama mengapa pemerintahan pada masa Demokrasi Liberal mengalami ketidakstabilan:

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

1. Sistem Multipartai

Salah satu ciri utama dari masa Demokrasi Liberal adalah penggunaan sistem multipartai, yang memberikan ruang bagi banyak partai politik untuk ikut serta dalam pemerintahan.

Sistem ini sebenarnya dimaksudkan untuk menciptakan keragaman dan memungkinkan berbagai aspirasi rakyat terwakili.

Namun, praktiknya sering kali menimbulkan persaingan tidak sehat. Banyaknya partai yang bersaing memperebutkan kekuasaan menciptakan situasi politik yang terfragmentasi, sehingga sulit untuk mencapai kesepakatan bersama dalam pengambilan keputusan.

Baca Juga :  Unik! Ini Makna Roti Buaya dalam Hantaran Perkawinan Betawi

2. Dominasi Parlemen

Pada masa Demokrasi Liberal, parlemen memiliki peran yang sangat dominan dalam politik nasional.

Parlemen memiliki wewenang untuk menjatuhkan kabinet yang berkuasa melalui mosi tidak percaya.

Akibatnya, kabinet sering kali berumur pendek dan pemerintahan menjadi tidak stabil. Kebijakan yang diusulkan oleh kabinet sering kali ditentang oleh parlemen, sehingga sulit bagi pemerintah untuk menjalankan program-programnya secara konsisten.

3. Perdebatan dalam Konstituante

Selain faktor internal di dalam parlemen, perdebatan dalam lembaga Konstituante juga menjadi penyebab ketidakstabilan.

Konstituante adalah lembaga yang bertugas merumuskan konstitusi baru bagi Indonesia, namun perdebatan panjang sering kali terjadi di antara anggotanya, yang mewakili berbagai golongan dan pandangan politik.

Baca Juga :  Anda Adalah Seorang Pengamat Hukum Berikan Argumen Anda dari Sisi Asas yang Terdapat dalam Hukum Acara Pidana

Perdebatan yang berkepanjangan ini kerap berujung pada konflik, dan Konstituante tidak kunjung berhasil mencapai kesepakatan tentang konstitusi baru yang akan menggantikan UUD Sementara 1950.

4. Konflik Antargolongan

Selain persaingan antarpartai, ketegangan dan konflik antargolongan juga menjadi faktor penyebab ketidakstabilan pada masa Demokrasi Liberal.

Indonesia pada masa itu masih dalam tahap awal pembangunan, dan berbagai golongan masyarakat memiliki pandangan yang berbeda tentang arah pembangunan negara.

Konflik ini memicu ketegangan sosial yang berpengaruh pada kondisi politik secara keseluruhan, sehingga menghambat stabilitas pemerintahan.

Pandangan Presiden Soekarno terhadap Demokrasi Liberal

Presiden Soekarno merasa bahwa sistem Demokrasi Liberal kurang cocok bagi Indonesia karena sistem ini cenderung menimbulkan kondisi politik yang tidak stabil. Menurut pandangannya, ketidakstabilan ini didorong oleh dominasi parlemen dan tingginya kepentingan masing-masing partai, yang sering kali bertentangan dan sulit disatukan.

Baca Juga :  Ragam Jurusan SMK yang Bisa Masuk Bintara dan Tamtama TNI AD AL AU

Akibatnya, pemerintah kesulitan untuk mewujudkan kebijakan yang konsisten dan berkelanjutan.

Akhir dari Demokrasi Liberal

Setelah bertahun-tahun menghadapi ketidakstabilan politik, Presiden Soekarno akhirnya memutuskan untuk mengambil langkah drastis.

Pada tahun 1959, Soekarno membubarkan Dewan Konstituante dan mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Dekrit ini mengembalikan Indonesia pada UUD 1945 dan menandai berakhirnya era Demokrasi Liberal, serta menjadi awal bagi periode Demokrasi Terpimpin yang dipimpin langsung oleh Presiden Soekarno.

Berita Terkait

Apa Itu SPPI Batch 3? Yuk Cari Tahu Disini Penjelasannya!
Jadwal Daftar Ulang SPAN PTKIN 2025: Panduan Lengkap untuk Calon Mahasiswa
Adakah Dalil Sholat Kafarat Jumat Terakhir Ramadhan? Berikut ini Penjelasannya!
Apa Itu Tradisi Tepung Tawar? Mengenal Warisan Budaya Melayu yang Penuh Makna
Pencairan KJP Plus Tahap I 2025 Dimulai: Jadwal, Besaran Dana, dan Aturan Penarikan
Apa Itu Tulak Tunggul? Mengenal Tradisi Unik dari Bali yang Penuh Makna
Bagaimana Anda dapat Menggunakan Capcut untuk Meningkatkan Interaksi antara Pembelajar dengan Bahan Ajar Video?
Kapan Umar bin Abdul Aziz Wafat? Mengenang Khalifah yang Adil dan Zuhud

Berita Terkait

Saturday, 29 March 2025 - 09:45 WIB

Apa Itu SPPI Batch 3? Yuk Cari Tahu Disini Penjelasannya!

Friday, 28 March 2025 - 20:34 WIB

Jadwal Daftar Ulang SPAN PTKIN 2025: Panduan Lengkap untuk Calon Mahasiswa

Thursday, 27 March 2025 - 16:53 WIB

Adakah Dalil Sholat Kafarat Jumat Terakhir Ramadhan? Berikut ini Penjelasannya!

Wednesday, 26 March 2025 - 15:53 WIB

Apa Itu Tradisi Tepung Tawar? Mengenal Warisan Budaya Melayu yang Penuh Makna

Tuesday, 25 March 2025 - 08:54 WIB

Pencairan KJP Plus Tahap I 2025 Dimulai: Jadwal, Besaran Dana, dan Aturan Penarikan

Berita Terbaru

Bagaimana Jika Telat Lapor SPT

Ekonomi

Bagaimana Jika Telat Lapor SPT? Ini Dampak dan Solusinya

Saturday, 29 Mar 2025 - 16:02 WIB

Cara Aktivasi Akun Wajib Pajak CoreTax

Ekonomi

Cara Aktivasi Akun Wajib Pajak CoreTax, Khusus untuk Pemula

Saturday, 29 Mar 2025 - 15:24 WIB

Apa Itu SPPI Batch 3

Pendidikan

Apa Itu SPPI Batch 3? Yuk Cari Tahu Disini Penjelasannya!

Saturday, 29 Mar 2025 - 09:45 WIB