SwaraWarta.co.id – Digitalisasi pendidikan semakin menjadi kebutuhan mendesak dalam menghadapi era teknologi yang terus berkembang.
Hal ini juga tercermin dalam upaya Kementerian Agama (Kemenag) untuk memajukan pendidikan di pesantren melalui penerapan teknologi digital.
Salah satu langkah nyata yang diambil adalah penyelenggaraan bimbingan teknis (bimtek) yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan pengelola serta pengajar pesantren dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran keagamaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penyelenggaraan bimtek digitalisasi ini memiliki tujuan utama untuk membekali pesantren dengan keterampilan digital yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Pendidikan di pesantren selama ini dikenal dengan metode konvensional yang berfokus pada pengajaran kitab kuning dan pelajaran agama lainnya.
Namun, dalam perkembangan zaman, penerapan teknologi di pesantren menjadi suatu keniscayaan agar pesantren tetap relevan dan mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya menguasai ilmu agama tetapi juga siap menghadapi tantangan global yang semakin digital.
Bimtek ini dirancang untuk membantu para pengasuh, pengelola, dan tenaga pengajar pesantren memahami cara-cara menggunakan teknologi untuk menunjang proses pembelajaran.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang teknologi, para pengajar dapat menyampaikan materi dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami oleh santri.
Teknologi juga dapat memperkaya sumber belajar yang ada, seperti melalui video pembelajaran, aplikasi pendidikan, dan forum diskusi daring.
Pesantren memiliki kekhasan tersendiri dalam mengajarkan pendidikan agama, yang seringkali mengandalkan metode tradisional.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Integrasi teknologi dapat membuka akses yang lebih luas bagi pesantren untuk menggali berbagai referensi keagamaan, memperkaya cara mengajar, dan memudahkan santri dalam mempelajari materi agama secara lebih interaktif.
Salah satu manfaat utama digitalisasi di pesantren adalah peningkatan akses terhadap sumber belajar yang lebih luas dan beragam.
Selain kitab kuning, santri dapat mengakses e-book, jurnal ilmiah, artikel, hingga ceramah keagamaan dari berbagai belahan dunia.
Hal ini memungkinkan para santri untuk tidak hanya belajar dari teks yang ada di lingkungan mereka, tetapi juga dari perspektif yang lebih luas, yang mendalam, dan terkini.
Teknologi juga memungkinkan terjadinya pembelajaran jarak jauh (online) yang sangat bermanfaat dalam situasi darurat, seperti saat pandemi COVID-19.
Pembelajaran online juga memberi kesempatan bagi santri untuk belajar kapan saja dan di mana saja tanpa terbatas oleh jarak fisik.
Ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan diri lebih jauh, sesuai dengan perkembangan dunia digital yang terus berubah.
Meski digitalisasi di pesantren menawarkan berbagai manfaat, tantangan terbesar adalah ketimpangan infrastruktur dan akses teknologi di beberapa daerah.
Banyak pesantren yang masih kesulitan dalam menyediakan perangkat teknologi yang memadai dan koneksi internet yang stabil.
Selain itu, beberapa pengajar mungkin kurang terbiasa atau tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk mengoperasikan perangkat dan aplikasi digital.
Oleh karena itu, bimtek ini sangat penting untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan praktis agar proses digitalisasi dapat berjalan dengan lancar.
Selain itu, faktor budaya dan pola pikir yang mungkin masih konservatif di beberapa pesantren juga menjadi tantangan dalam mengimplementasikan teknologi secara optimal.
Oleh karena itu, diperlukan upaya lebih lanjut untuk memastikan bahwa pesantren tidak hanya mengadopsi teknologi, tetapi juga memahami nilai tambah yang diberikannya dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Digitalisasi pendidikan di pesantren adalah langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan di Indonesia.
Melalui bimbingan teknis yang diadakan oleh Kementerian Agama, pesantren dapat mulai mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran mereka.
Meskipun ada tantangan yang harus dihadapi, seperti keterbatasan infrastruktur dan pola pikir, manfaat yang didapatkan dari digitalisasi akan sangat besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas wawasan para santri.
Dengan dukungan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, digitalisasi di pesantren dapat berjalan dengan lebih optimal, membantu menciptakan generasi yang tidak hanya kuat dalam ilmu agama, tetapi juga terampil dalam menghadapi tantangan digital masa depan.***