SwaraWarta.co.id – Pada kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran di sekolah sering kali masih belum sepenuhnya memerdekakan peserta didik.
Banyak pendidik yang masih menerapkan pendekatan seragam, mengasumsikan bahwa semua siswa memiliki kemampuan yang sama.
Akibatnya, metode pengajaran yang digunakan pun sering kali seragam, tanpa memperhitungkan perbedaan kemampuan dan kebutuhan belajar yang dimiliki masing-masing anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Padahal, setiap siswa memiliki keunikan karakter, gaya belajar, dan kecepatan pemahaman yang berbeda, sehingga pendekatan seragam bisa membuat sebagian siswa merasa tertinggal atau bahkan terabaikan.
Penting bagi pendidik untuk memahami bahwa setiap siswa adalah individu yang unik.
Di dalam kelas, selalu ada siswa yang cepat menangkap pelajaran, ada pula yang membutuhkan waktu lebih untuk memahaminya.
Ada yang lebih suka belajar secara mandiri, sementara yang lain mungkin merasa lebih nyaman dalam diskusi kelompok.
Dengan demikian, seorang pendidik seharusnya mampu mengidentifikasi perbedaan karakteristik dan gaya belajar anak didik, sehingga dapat menyesuaikan metode pengajaran yang digunakan agar sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing.
Pendekatan yang berpusat pada siswa, atau yang dikenal sebagai pendekatan pembelajaran yang lebih personal, menjadi penting dalam situasi ini.
Pendekatan ini menempatkan siswa sebagai subjek utama dalam proses belajar-mengajar, bukan sekadar objek yang pasif.
Sebagai contoh, seorang pendidik dapat memberikan variasi metode pengajaran yang lebih kreatif dan fleksibel.
Misalnya, dengan memberikan pilihan tugas atau aktivitas yang sesuai dengan minat dan kemampuan siswa, atau menggunakan media pembelajaran yang bervariasi agar lebih menarik bagi mereka.
Di samping itu, pendidik juga perlu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung perkembangan semua siswa.
Dengan memberikan kebebasan pada siswa untuk mengungkapkan pendapat dan mengeksplorasi ide-ide mereka, pendidik bisa mendorong mereka untuk lebih aktif dan berani dalam berpikir kritis.
Pendidik juga dapat memberikan apresiasi dan penghargaan atas usaha setiap siswa, bukan hanya pada hasil akhirnya, sehingga semua siswa merasa diakui dan dihargai.
Selain menyesuaikan metode pembelajaran, penting bagi pendidik untuk memberikan umpan balik yang konstruktif dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.
Umpan balik yang efektif bukan hanya memberikan penilaian, tetapi juga memberikan saran yang membangun dan menunjukkan cara yang lebih baik dalam mencapai tujuan belajar.
Umpan balik seperti ini akan sangat berarti bagi siswa karena mereka bisa memahami kelemahan dan kelebihan mereka tanpa merasa tertekan atau dihakimi.
Dengan cara ini, siswa dapat merasa lebih dihargai dan didorong untuk mengembangkan potensi terbaik mereka tanpa merasa terikat oleh standar yang seragam.
Seorang pendidik yang mampu melihat dan menerima perbedaan karakter setiap anak didik akan menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan inklusif.
Pada akhirnya, tujuan utama pendidikan adalah membentuk siswa yang mandiri dan mampu mengembangkan dirinya sendiri.
Dengan memerdekakan siswa dalam proses belajar, pendidik tidak hanya membantu mereka meraih prestasi akademik, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa ingin tahu yang tinggi.
Hasilnya, anak-anak akan menjadi pribadi yang mampu berpikir kreatif dan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai tantangan di masa depan.***