SwaraWarta.co.id – Pembahasan kali ini berkaitan mengapa sosial budaya tinggi tidak bisa diangap lebih baik dibanding budaya populer.
Dalam dunia yang semakin terhubung, istilah sosial budaya tinggi dan budaya populer sering digunakan untuk menggambarkan jenis budaya yang dianggap berbeda secara nilai dan esensi.
Sosial budaya tinggi biasanya mencakup karya seni klasik, musik simfoni, sastra, dan aktivitas budaya yang dianggap memiliki nilai estetika atau intelektual yang lebih dalam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di sisi lain, budaya populer yang mencakup musik pop, film komersial, acara televisi, hingga media sosial, sering dianggap sebagai budaya “ringan” atau “hiburan semata.”
Namun, pandangan bahwa budaya tinggi lebih baik daripada budaya populer merupakan stereotip yang sebaiknya dihindari.
Berikut alasan mengapa sosial budaya tinggi tidak dapat dianggap lebih baik dari budaya populer:
-
Fungsi Sosial yang Berbeda
Budaya tinggi dan budaya populer memiliki peran yang berbeda dalam masyarakat. Budaya tinggi memang sering dikaitkan dengan kegiatan yang mendalam, mendorong refleksi, dan pemahaman lebih dalam terhadap dunia.
Sementara itu, budaya populer menawarkan akses yang lebih luas dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Budaya populer juga berfungsi sebagai media komunikasi yang kuat untuk berbagai isu sosial dan politik, sehingga memiliki peran penting dalam menyuarakan suara masyarakat luas. Dengan kata lain, keduanya berfungsi untuk melayani kebutuhan yang berbeda tanpa bisa dianggap lebih tinggi atau lebih rendah.
-
Aksesibilitas yang Berbeda
Budaya tinggi sering kali dianggap eksklusif karena membutuhkan pemahaman atau wawasan tertentu untuk benar-benar menikmatinya.
Ini bisa membuat budaya tinggi lebih sulit diakses oleh sebagian besar masyarakat, terutama mereka yang tidak memiliki latar belakang atau kesempatan untuk mengeksplorasi karya seni klasik atau sastra berat.
Sebaliknya, budaya populer lebih mudah diakses dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat. Musik, film, dan tren populer lain yang mudah dijangkau memberikan pengalaman budaya yang inklusif dan merata, yang sama pentingnya dalam membentuk identitas kolektif.
-
Dinamika Fleksibilitas dan Inovasi
Budaya populer memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan sosial, teknologi, dan ekonomi. Hal ini memungkinkan budaya populer untuk selalu berkembang dan relevan dalam kehidupan masyarakat modern.
Di sisi lain, sosial budaya tinggi sering mempertahankan nilai-nilai klasik yang tetap. Meskipun memiliki kedalaman, budaya tinggi cenderung lebih statis, sedangkan budaya populer lebih cepat beradaptasi dan berinovasi, mengikuti kebutuhan dan keinginan masyarakat yang terus berubah.
-
Perspektif Budaya yang Beragam
Pandangan bahwa sosial budaya tinggi lebih bernilai daripada budaya populer bisa menciptakan kesenjangan antar kelompok sosial dan memperkuat stereotip.
Budaya populer sering kali menjadi media untuk mempromosikan keragaman budaya dan inklusi, menyatukan berbagai latar belakang melalui musik, film, dan seni yang mudah diterima.
Dengan demikian, baik sosial budaya tinggi maupun budaya populer, memiliki keunikan masing-masing yang saling melengkapi.
Budaya tinggi dan budaya populer memainkan peran yang sama-sama penting dalam kehidupan masyarakat.
Menganggap salah satunya lebih baik daripada yang lain bukanlah pendekatan yang bijak, karena setiap jenis budaya memiliki nilai dan fungsinya masing-masing.
Pada akhirnya, perbedaan keduanya justru memperkaya keragaman budaya dan menciptakan ruang bagi setiap individu untuk menemukan ekspresi yang paling sesuai bagi mereka.