Pexels @TranStudios Photography & Video |
Swarawarta.co.id – Dalam Islam, adat istiadat dan tradisi memiliki peran yang penting. Namun, dalam konteks pemberian cincin pertunangan, agama Islam memiliki pandangan tersendiri. Menurut ajaran Islam, pemberian cincin pertunangan kepada calon istri tidak dianjurkan. Hal ini memiliki landasan yang kuat dan dapat dijelaskan melalui beberapa alasan utama:
1. Aspek Budaya dan Kultural
Cincin pertunangan memiliki akar dari budaya dan tradisi non-Muslim. Islam sebagai agama memiliki identitas dan panduan yang unik, yang mendorong umatnya untuk mempertahankan adat istiadat yang sesuai dengan ajaran agama. Pemberian cincin pertunangan merupakan praktik yang dapat menyimpang dari identitas kultural Islam.
2. Keyakinan dan Makna
Cincin pertunangan sering kali dikaitkan dengan makna dan keyakinan yang tidak selaras dengan ajaran Islam. Beberapa orang percaya bahwa cincin pertunangan membawa keberuntungan atau bahkan kesuksesan dalam hubungan. Islam menekankan pentingnya keyakinan yang bersumber dari ajaran agama dan bukan dari kepercayaan yang tidak memiliki landasan kuat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
3. Potensi Fitnah
Pemberian cincin pertunangan dapat memunculkan potensi fitnah atau kesalahpahaman di antara masyarakat. Terkadang, tindakan ini dapat disalahartikan sebagai tanda pernikahan yang sah, meskipun belum resmi dilakukan. Fitnah semacam ini bisa merugikan individu dan juga masyarakat secara keseluruhan.
Dalam Islam, menunjukkan cinta dan kasih sayang kepada calon istri adalah hal yang dianjurkan. Namun, ada cara-cara yang lebih sesuai dengan nilai-nilai Islam untuk melakukannya. Beberapa alternatif yang dapat dilakukan seorang laki-laki untuk menunjukkan perasaannya termasuk memberi hadiah yang bermanfaat dan disukai, mengajak jalan-jalan untuk menghabiskan waktu bersama, serta memberikan pujian yang tulus kepada calon istri.
Dalam kesimpulannya, Islam memiliki pandangan khusus mengenai pemberian cincin pertunangan. Ajaran agama ini menekankan pentingnya menjaga identitas kultural dan keyakinan yang sesuai dengan Islam. Oleh karena itu, melalui tindakan-tindakan yang sesuai dengan ajaran agama, seorang laki-laki dapat mengekspresikan cintanya kepada calon istrinya tanpa melibatkan tradisi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.