Swarawarta.co.id – Mengapa adab seorang murid ke gurunya pada saat Ini tidak lagi Seperti murid di masa lalu?
Adab seorang murid terhadap gurunya adalah salah satu aspek penting dalam sistem pendidikan, baik di masa lalu maupun masa kini.
Namun, fenomena yang kita lihat saat ini adalah pergeseran signifikan dalam perilaku dan sikap murid terhadap guru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Faktor Pemicu Mengapa Adab Seorang Murid ke Gurunya pada saat Ini Tidak Lagi Seperti Murid di Masalalu?
Adab yang dulu sangat dijaga dan dihormati oleh para murid, kini tampak mulai memudar seiring dengan perubahan zaman.
Apa yang menyebabkan hal ini terjadi? Berikut ini sejumlah faktor pemicunya:
1. Perubahan Sosial dan Budaya
Di masa lalu, hubungan antara guru dan murid sering kali sangat dihormati dan memiliki kedalaman yang lebih formal.
Dalam budaya tradisional, guru dianggap sebagai figur yang tidak hanya mengajar ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai panutan moral dan spiritual.
Ada norma sosial yang sangat ketat tentang adab dan sopan santun terhadap orang yang lebih tua, khususnya kepada guru.
Namun, seiring dengan berkembangnya budaya modern, norma-norma tersebut mulai berubah.Masyarakat kini lebih terbuka dan egaliter, yang mempengaruhi bagaimana murid memandang guru.
2. Kemajuan Teknologi dan Akses Informasi
Kemajuan teknologi juga berperan besar dalam mengubah adab seorang murid. Saat ini, informasi dapat diakses dengan mudah melalui internet, sehingga peran guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan mulai tergantikan.
Murid merasa lebih mandiri dalam mencari informasi dan bahkan sering kali lebih tahu tentang suatu topik tertentu daripada gurunya.
Hal ini menyebabkan beberapa murid merasa kurang perlu menunjukkan rasa hormat yang sama seperti dulu.
Selain itu, media sosial dan dunia digital memberi platform bagi murid untuk mengekspresikan pandangan atau kritik terhadap guru dengan cara yang lebih terbuka, bahkan terkadang melampaui batas sopan santun yang seharusnya dijaga.
3. Pergeseran Nilai Pendidikan
Pada masa lalu, pendidikan sangat identik dengan pembentukan karakter dan moral. Guru bukan hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing kehidupan.
Adab seorang murid terhadap guru adalah salah satu bagian dari pembelajaran tersebut.
Namun, saat ini, fokus pendidikan sering kali lebih pada pencapaian akademik, dengan nilai ujian dan kompetensi yang lebih dihargai dibandingkan dengan nilai-nilai moral dan etika.
Dalam sistem pendidikan modern, tekanan untuk mencapai hasil akademik yang tinggi seringkali membuat hubungan antara murid dan guru menjadi lebih transaksional.
Hal ini menyebabkan adab dan rasa hormat terhadap guru kadang-kadang dianggap sekunder, sementara prestasi akademik menjadi fokus utama.
4. Perubahan dalam Sistem Pendidikan dan Peran Guru
Sistem pendidikan juga telah berubah. Di masa lalu, guru memiliki otoritas yang lebih besar dan kedudukan yang lebih tinggi dalam struktur sosial.
Para murid diajarkan untuk sangat menghormati guru tanpa banyak mempertanyakan otoritasnya.
Namun, dengan sistem pendidikan yang semakin berkembang dan lebih inklusif, peran guru kini lebih berfokus pada fasilitasi pembelajaran daripada sebagai otoritas tunggal yang mutlak.
Selain itu, kurikulum yang lebih terbuka dan metode pengajaran yang lebih interaktif memungkinkan murid untuk terlibat lebih aktif dalam proses belajar.
Hal ini dapat mengurangi jarak antara guru dan murid, yang pada satu sisi baik untuk menciptakan iklim pembelajaran yang lebih kolaboratif, namun di sisi lain dapat mengaburkan batas-batas adab yang harus dijaga dalam hubungan tersebut.
5. Perubahan dalam Pandangan tentang Otoritas dan Hierarki
Adab yang dulu sangat terkait dengan penghormatan terhadap otoritas dan hierarki, namun zaman sekarang mulai menekankan pentingnya kesetaraan.
Pendekatan pendidikan yang lebih demokratis mengedepankan dialog dan kerjasama antara guru dan murid.
Meskipun hal ini memberikan kesempatan bagi murid untuk lebih bebas berbicara dan bertanya, ada kalanya kesetaraan ini dimaknai secara berlebihan, sehingga adab dan penghormatan terhadap guru menjadi kurang diperhatikan.
Tidak jarang juga berani berbicara dengan tegas atau bahkan menunjuk gurunya ketika memberikan pandangan terkait hal tertentu.
6. Faktor Keluarga dan Lingkungan
Lingkungan keluarga juga memainkan peran besar dalam pembentukan adab seorang murid.
Di masa lalu, keluarga cenderung mendidik anak untuk menghormati guru sebagai bagian dari penghormatan terhadap orang dewasa secara umum.
Namun, dengan perubahan dalam struktur keluarga, termasuk berkurangnya peran figur otoritas di rumah.
Murid mungkin kurang mendapatkan teladan tentang bagaimana seharusnya memperlakukan guru dengan penuh hormat.
Perubahan adab seorang murid terhadap gurunya ini bukanlah fenomena yang terjadi secara tiba-tiba, melainkan akibat dari berbagai faktor yang berinteraksi dengan cepat dalam masyarakat kita.
Kemajuan teknologi, perubahan sosial budaya, pergeseran nilai pendidikan, serta perubahan dalam peran guru adalah beberapa di antara penyebab utama pergeseran tersebut.
Meskipun begitu, penting untuk diingat bahwa adab dan penghormatan terhadap guru tetaplah nilai yang sangat penting untuk dijaga, karena guru bukan hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga membentuk karakter dan moral generasi mendatang.