SwaraWarta.co.id – UKM Kesenian Universitas Jember (UNEJ) kembali menggelar agenda tahunan mereka dengan pementasan drama musikal yang memukau.
Tahun ini, tema yang diangkat adalah “Melody Armor,” sebuah interpretasi segar dari cerita rakyat Dayang Sumbi.
Dengan mengangkat isu-isu sosial yang relevan, pementasan ini berhasil menjadi medium kritik sekaligus hiburan bagi para penonton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kisah Dayang Sumbi dalam Perspektif Baru
Cerita Dayang Sumbi yang dipilih merupakan penggalan dari legenda Sangkuriang, tetapi difokuskan pada sudut pandang Dayang Sumbi itu sendiri.
Dalam pementasan ini, isu pernikahan dini, pelecehan seksual, dan bullying diangkat sebagai tema utama.
Dayang Sumbi digambarkan sebagai gadis berusia 18 tahun yang dipaksa menikah karena tekanan keluarga kerajaan. Tak lama setelah pernikahan, ia dikhianati oleh suaminya yang penuh kebohongan
Akibat pengkhianatan tersebut, Dayang Sumbi diasingkan dari istana bersama anaknya yang baru lahir.
Di desa tempat ia tinggal, ia harus menghadapi cobaan baru, seperti pelecehan dari warga sekitar dan menjadi korban bullying karena statusnya sebagai ibu tunggal tanpa suami.
“Melody Armor” bukan sekadar pementasan, tetapi juga sebuah kritik sosial. Dengan mengangkat isu-isu yang dekat dengan kehidupan masyarakat, pementasan ini bertujuan menyuarakan keresahan terhadap masalah yang sering.
Cerita ini sekaligus mengingatkan fungsi utama folklore seperti Dayang Sumbi sebagai alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan cerminan keinginan yang terpendam.
Saat dihubungi oleh tim SwaraWarta, Koordinator Bidang Teater yakni Aditya Budi Setyawan menjelaskan bahwa pementasan ini dikerjakan dalam waktu 1 bulan 2 Minggu.
“Of course banyak banget rintangannya, mulai dari waktu yang bener-bener mepet cuman 1 bulan 2 minggu. Untuk menyiapkan semuanya butuh tenaga ekstra. Tapi bisa terbayar dengan puas,” Ungkap Adit
Drama Musikal: Medium yang Mudah Dinikmati
Sebagai sebuah drama musikal, “Melody Armor” menyajikan kombinasi antara seni peran dan musik.
Lagu-lagu yang dibawakan selama pementasan berhasil menambah kedalaman emosi dan memperkuat cerita, sementara akting para pemain membuat alur cerita terasa hidup dan menyentuh hati.
Hal ini menjadikan drama musikal sebagai bentuk hiburan yang mudah dinikmati oleh berbagai kalangan.
Penggarap di Balik Pementasan
Pementasan ini disutradarai oleh Bintang dan naskahnya ditulis oleh Tri Andika. Dengan kolaborasi yang solid antara keduanya, mereka berhasil menghadirkan kisah Dayang Sumbi dalam bentuk yang segar dan relevan.
Proses kreatif ini juga menunjukkan bagaimana seni dapat menjadi medium untuk menyampaikan pesan-pesan penting kepada masyarakat.