Kerasnya Stasiun Manggarai Dirasakan Salah Satu Karyawan Yang Sampai Mengundurkan Diri Atau Resign Dari…

- Redaksi

Thursday, 21 November 2024 - 09:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pentingnya Kesehatan Mental dalam Karier: Studi Kasus Siti dan Teori Motivasi Alderfer

Pentingnya Kesehatan Mental dalam Karier: Studi Kasus Siti dan Teori Motivasi Alderfer

SwaraWarta.co.idKonflik dan tantangan di tempat kerja adalah hal yang wajar terjadi, terutama di organisasi atau lingkungan kerja yang dinamis. Salah satu tantangan yang sering dihadapi karyawan adalah tekanan dari lingkungan eksternal, termasuk dalam hal transportasi dan mobilitas. Artikel ini akan membahas bagaimana situasi seperti ini dapat memengaruhi keputusan karier seseorang, dengan mengacu pada teori motivasi Alderfer.

Pertanyaan:

Kerasnya Stasiun Manggarai dirasakan salah satu karyawan yang sampai mengundurkan diri atau resign dari pekerjaannya karena tidak kuat melawan ganasnya kerumunan penumpang KRL atau Commuter Line saat dan setelah jam pulang kerja.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kemudian, Siti juga menilai waktu antar kereta sangat terbatas untuk bisa naik kereta tepat waktu. Kadang kala, fasilitas di Stasiun Manggarai juga tidak berfungsi, seperti lift.

Saat ini, Siti rela mengundurkan diri dan mencoba pengalaman baru dengan bekerja di bidang yang lain. Padahal, saat ini dirinya telah bekerja sebagai pegawai tetap.

Menurut Siti, kesehatan mental sangat penting, sehingga dirinya memilih mengembangkan karir di jalur yang beda, dibanding harus berdesak-desakan di Stasiun Manggarai

Berdasarkan teori motivasi Aldelver, kebutuhan motivasi apa yang ingin Siti penuhi?

Jawaban :

Fenomena KRL dan Tantangan Stasiun Manggarai

Kereta Rel Listrik (KRL) merupakan moda transportasi andalan bagi banyak pekerja di kawasan Jabodetabek. Dengan tarif yang terjangkau dan jadwal perjalanan yang relatif sering, KRL menjadi pilihan utama untuk mobilitas harian. Namun, di balik manfaatnya, penggunaan KRL juga menghadirkan sejumlah tantangan. Salah satu lokasi yang terkenal dengan kondisinya yang penuh tekanan adalah Stasiun Manggarai.

Baca Juga :  Doa Memohon Hujan yang Bermanfaat: Keutamaan dan Keindahannya

Beberapa tantangan yang sering dihadapi pengguna KRL di Stasiun Manggarai antara lain:

  1. Kerumunan yang padat saat jam sibuk, baik pagi maupun sore hari.
  2. Waktu antar kereta yang singkat, sehingga penumpang harus bergerak cepat untuk menaiki kereta tepat waktu.
  3. Fasilitas yang tidak selalu berfungsi optimal, seperti lift dan eskalator, yang menghambat aksesibilitas.

Kondisi ini membuat banyak pengguna merasa stres, termasuk Siti, seorang karyawan tetap yang akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Siti merasa bahwa tantangan ini berdampak buruk pada kesehatan mentalnya, sehingga ia memilih untuk mencari karier yang lebih mendukung kesejahteraan pribadinya.

Keputusan Siti untuk Resign: Sebuah Analisis Motivasi

Dalam dunia kerja, keputusan untuk berhenti dari pekerjaan yang stabil bukanlah hal yang mudah. Namun, bagi Siti, kesehatan mental adalah prioritas utama. Keputusannya untuk meninggalkan pekerjaannya dan mencoba jalur karier baru mencerminkan pemenuhan kebutuhan tertentu, yang dapat dijelaskan melalui teori motivasi Alderfer.

Baca Juga :  Internasional Theater Platform 2024 Resmi dibuka, Ini Seniman yang Bakal Berkiprah

Teori Motivasi Alderfer

Teori ini, yang dikenal dengan nama ERG Theory (Existence, Relatedness, Growth), menjelaskan bahwa kebutuhan manusia dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori utama:

  1. Kebutuhan Eksistensi (Existence): Berhubungan dengan kebutuhan dasar seperti gaji, fasilitas, dan keamanan fisik.
  2. Kebutuhan Hubungan (Relatedness): Mencakup kebutuhan untuk membangun hubungan sosial dan merasa diterima dalam komunitas.
  3. Kebutuhan Pertumbuhan (Growth): Berkaitan dengan keinginan untuk berkembang secara pribadi dan profesional.

Motivasi Siti Menurut Teori Alderfer

Keputusan Siti dapat dianalisis sebagai berikut:

  • Eksistensi: Meski Siti sudah mendapatkan gaji tetap dan status sebagai pegawai tetap, kebutuhan eksistensinya tidak cukup terpenuhi karena kondisi transportasi yang buruk memengaruhi kesejahteraan fisiknya.
  • Hubungan: Tekanan yang dihadapi di Stasiun Manggarai mengurangi kualitas interaksinya dengan rekan kerja dan keluarga, sehingga kebutuhan hubungan pun terganggu.
  • Pertumbuhan: Siti merasa bahwa mempertahankan pekerjaannya di lingkungan yang penuh tekanan tidak mendukung perkembangan dirinya secara mental dan emosional. Oleh karena itu, ia memilih untuk mengejar peluang baru yang memberikan rasa nyaman dan peluang untuk berkembang.

Pentingnya Kesehatan Mental dalam Dunia Kerja

Kasus Siti menunjukkan bahwa kesehatan mental memiliki peran penting dalam menentukan kepuasan dan produktivitas kerja. Lingkungan kerja yang tidak mendukung kesejahteraan mental dapat memicu stres, kelelahan, hingga keputusan resign. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh organisasi untuk menjaga kesehatan mental karyawan:

  1. Penyediaan Fasilitas Pendukung:
    • Memastikan fasilitas transportasi dan aksesibilitas yang memadai untuk karyawan.
    • Memberikan fleksibilitas kerja, seperti opsi kerja jarak jauh, untuk mengurangi tekanan mobilitas.
  2. Mekanisme Penyelesaian Konflik:
    • Membuka ruang untuk dialog dan negosiasi terkait tantangan yang dihadapi karyawan.
    • Memberikan solusi konkret terhadap keluhan, misalnya bekerja sama dengan penyedia transportasi untuk meningkatkan layanan.
  3. Peningkatan Kesadaran tentang Kesehatan Mental:
    • Mengadakan program pelatihan atau konseling untuk mendukung kesejahteraan mental karyawan.
    • Mendorong budaya kerja yang sehat dan menghargai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Baca Juga :  Doa Keluar Rumah: Bacaan Arab, Latin, dan Artinya yang Mudah Dipahami

Kesimpulan

Keputusan Siti untuk meninggalkan pekerjaannya yang stabil demi kesehatan mental adalah contoh nyata bagaimana kebutuhan motivasi dapat memengaruhi pilihan karier seseorang. Dalam teori motivasi Alderfer, keputusannya mencerminkan kebutuhan untuk memenuhi aspek eksistensi, hubungan, dan pertumbuhan.

Kasus ini mengingatkan kita bahwa organisasi perlu memperhatikan kesejahteraan mental karyawan sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan efektivitas dan produktivitas. Dengan menyediakan fasilitas yang memadai, mendukung mekanisme penyelesaian konflik, dan memprioritaskan kesehatan mental, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan harmonis.


Meta Description

 

Berita Terkait

50 mL Berapa Sendok Makan? Panduan Lengkap Konversi Takaran
Mengapa Rumah Adat Perlu Dilestarikan? Simak Penjelasannya!
Kunci Jawaban! Bagaimana Hubungan Antara Qada dan Qadar?
Bagaimana Cara Menerapkan Gotong Royong dalam Kehidupan Sehari-Hari di Sekolah?
Pengertian Pergaulan Bebas: Dampak dan Cara Menghadapinya
Bagaimana Cara agar Kebudayaan Bangsa Tidak Tercemar dengan Pengaruh Budaya Asing yang Bersifat Negatif?
Muncul Usulan Makan Bergizi Gratis Minta Dibiayai Zakat, PAN Berikan Respon
Bagaimana Agar Profil Pelajar Pancasila dapat Terbangun dengan Konsisten? Mari Kita Bahas!

Berita Terkait

Saturday, 18 January 2025 - 14:20 WIB

Mengapa Rumah Adat Perlu Dilestarikan? Simak Penjelasannya!

Friday, 17 January 2025 - 14:48 WIB

Kunci Jawaban! Bagaimana Hubungan Antara Qada dan Qadar?

Friday, 17 January 2025 - 14:12 WIB

Bagaimana Cara Menerapkan Gotong Royong dalam Kehidupan Sehari-Hari di Sekolah?

Thursday, 16 January 2025 - 13:29 WIB

Pengertian Pergaulan Bebas: Dampak dan Cara Menghadapinya

Thursday, 16 January 2025 - 13:16 WIB

Bagaimana Cara agar Kebudayaan Bangsa Tidak Tercemar dengan Pengaruh Budaya Asing yang Bersifat Negatif?

Berita Terbaru

Cara Menemukan HP yang Hilang

Teknologi

6 Cara Menemukan HP yang Hilang dengan Mudah dan Cepat

Saturday, 18 Jan 2025 - 16:35 WIB