SwaraWarta.co.id – Disebutkan pada hari Kamis kemarin, media sosial dihebohkan oleh beredarnya berbagai video yang menunjukkan kericuhan massa di Jalan Raya Salembaran, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten.
Kericuhan ini terjadi setelah sebuah truk pengangkut tanah yang digunakan untuk proyek strategis nasional (PSN) di Pantai Indah Kosambi (PIK) 2 menabrak seorang anak kecil hingga tewas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Insiden tersebut bermula ketika truk yang dikemudikan oleh DWA (21) melaju dari arah Kosambi menuju Teluk Naga.
Truk yang membawa material proyek PIK 2 tersebut menabrak sepeda motor yang dikendarai oleh SD (20) bersama anak kecil berinisial ANP (9) yang diboncengnya.
Truk tersebut melintas di Jalan Raya Salembaran, tepatnya di depan tempat steam mobil Desa Kampung Melayu Timur.
Sebelum kecelakaan terjadi, sepeda motor yang dikendarai SD berusaha mendahului truk dari arah kiri.
Namun, karena kurangnya ruang dan jarak pandang yang terbatas, sepeda motor tersebut kehilangan keseimbangan.
SD terjatuh ke kiri, sementara ANP yang diboncengnya jatuh ke kanan dan masuk ke bawah truk. Akibatnya, kaki kiri ANP terlindas ban depan truk.
Menurut Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Zain Dwi Nugroho, korban yang mengalami luka serius di bagian kaki tersebut segera dilarikan ke RSUD Kabupaten Tangerang untuk mendapatkan perawatan medis.
Truk yang terlibat kecelakaan langsung diamankan, sementara sopir truk DWA pun ditahan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kombes Zain menyatakan bahwa penyelidikan terkait insiden ini tengah dilakukan secara mendalam untuk mengetahui penyebab pasti dari kecelakaan tersebut.
Namun, kejadian ini tidak berhenti di situ. Insiden kecelakaan yang merenggut nyawa ANP berujung pada kericuhan massal.
Ratusan orang yang marah dengan kejadian tersebut mengadakan aksi protes dengan mengadang truk yang melintas.
Massa tidak hanya berhenti pada aksi protes, mereka juga merusak beberapa kendaraan truk lainnya yang terparkir di sekitar lokasi kejadian.
Kerusakan yang terjadi termasuk kaca mobil yang dihancurkan, ban kendaraan yang dikempiskan, hingga pembakaran dan perusakan suku cadang sebuah truk.
Aksi massa ini menunjukkan ketidakpuasan mereka atas kecelakaan yang mengakibatkan kematian seorang anak, yang menurut mereka terjadi karena kelalaian pengemudi truk.
Sementara pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan dan berupaya meredam ketegangan yang timbul akibat kejadian ini.
Kejadian ini memberikan gambaran tentang bagaimana sebuah kecelakaan dapat memicu reaksi yang lebih besar, terutama ketika menyangkut korban jiwa, dan bagaimana massa bisa tersulut emosi dalam situasi seperti ini.
Polisi berjanji akan menindaklanjuti kasus ini secara serius agar insiden serupa tidak terulang di masa depan.***