Jelaskan Klasifikasi dan Akumulasi Kos dalam Job-Order Costing

- Redaksi

Monday, 18 November 2024 - 13:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Job-order costing adalah metode yang efektif untuk perusahaan yang memproduksi produk atau jasa secara khusus. Pahami cara kerja sistem ini, mulai dari pengklasifikasian biaya hingga proses akumulasinya.

Job-order costing adalah metode yang efektif untuk perusahaan yang memproduksi produk atau jasa secara khusus. Pahami cara kerja sistem ini, mulai dari pengklasifikasian biaya hingga proses akumulasinya.

SwaraWarta.co.idDalam dunia akuntansi manajemen, job-order costing adalah salah satu metode penentuan biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya produksi pada pesanan individu. Pendekatan ini cocok untuk perusahaan yang memproduksi barang atau jasa berdasarkan pesanan khusus, seperti perusahaan manufaktur kecil, bengkel, atau proyek konstruksi. Artikel ini akan membahas secara detail klasifikasi dan akumulasi kos dalam sistem job-order costing, menjelaskan terminologi penting, dan bagaimana proses tersebut dilakukan.

1. Apa Itu Job-Order Costing?

Definisi Job-Order Costing
Job-order costing adalah metode akuntansi biaya yang menghitung biaya berdasarkan pesanan tertentu atau proyek individu. Dalam metode ini, setiap pesanan dianggap sebagai “job” atau pekerjaan yang memiliki karakteristik unik. Biaya untuk setiap pekerjaan dicatat secara terpisah sehingga memudahkan perusahaan menentukan harga jual dan mengevaluasi profitabilitas.

Komponen Utama Job-Order Costing

Metode ini melibatkan tiga komponen utama:

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

  1. Direct Materials (Bahan Langsung): Bahan yang digunakan langsung dalam produksi pesanan.
  2. Direct Labor (Tenaga Kerja Langsung): Upah pekerja yang secara langsung terlibat dalam penyelesaian pesanan.
  3. Overhead Costs (Biaya Overhead): Biaya tidak langsung seperti listrik, sewa, dan depresiasi peralatan produksi.
Baca Juga :  Alasan Artikel Ilmiah dapat Diterima pada Jurnal Ilmiah

2. Klasifikasi Kos dalam Job-Order Costing

Klasifikasi kos dalam job-order costing bertujuan untuk memastikan bahwa semua elemen biaya produksi dihitung secara akurat. Berikut adalah penjelasan lebih rinci:

A. Direct Costs (Biaya Langsung)

Biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung dengan pekerjaan tertentu. Contohnya:

  • Bahan Langsung: Kayu untuk membuat furnitur.
  • Tenaga Kerja Langsung: Upah tukang kayu yang bekerja pada pesanan furnitur tertentu.

B. Indirect Costs (Biaya Tidak Langsung)

Biaya yang tidak dapat dilacak secara langsung pada pekerjaan tertentu. Contohnya:

  • Overhead Pabrik: Biaya listrik untuk seluruh pabrik.
  • Gaji Supervisor: Pengawas yang mengawasi beberapa pekerjaan sekaligus.

C. Overhead Costs (Biaya Overhead)

Overhead adalah bagian dari biaya tidak langsung yang dialokasikan menggunakan metode tertentu, seperti jam kerja mesin atau jam kerja tenaga kerja langsung. Dalam job-order costing, overhead dihitung berdasarkan tarif yang telah ditentukan sebelumnya (predetermined overhead rate).

3. Akumulasi Kos dalam Job-Order Costing

Proses akumulasi kos dalam job-order costing melibatkan pencatatan semua elemen biaya untuk setiap pekerjaan atau pesanan. Berikut adalah tahapan utamanya:

Baca Juga :  Tips dan Trik Penggunaan WhatsApp untuk Meningkatkan Penjualan

A. Pengumpulan Biaya

Setiap biaya yang terjadi selama proses produksi dikumpulkan berdasarkan kategori berikut:

  1. Bahan Langsung: Dicatat melalui formulir permintaan bahan (materials requisition form).
  2. Tenaga Kerja Langsung: Dicatat melalui kartu waktu (time ticket) untuk setiap karyawan.
  3. Overhead: Dihitung berdasarkan tarif overhead yang ditentukan sebelumnya.

B. Alokasi Biaya

Setelah biaya dikumpulkan, langkah berikutnya adalah mengalokasikan biaya ke setiap pekerjaan. Metode alokasi biasanya berdasarkan:

  • Jam kerja langsung.
  • Jam kerja mesin.
  • Volume bahan baku.

C. Penyesuaian Akhir

Pada akhir periode, perusahaan membandingkan overhead yang dialokasikan dengan overhead aktual untuk memastikan tidak ada selisih material. Jika ada perbedaan, itu disebut sebagai overapplied atau underapplied overhead, yang kemudian disesuaikan dalam laporan keuangan.

4. Studi Kasus: Penerapan Job-Order Costing

Contoh Penerapan

Sebuah perusahaan furnitur menerima pesanan untuk 10 meja kayu khusus. Proses job-order costing melibatkan langkah-langkah berikut:

  1. Bahan Langsung: Kayu sebesar Rp2.000.000 digunakan untuk pesanan tersebut.
  2. Tenaga Kerja Langsung: Tukang kayu menghabiskan 20 jam dengan upah Rp100.000 per jam, total Rp2.000.000.
  3. Overhead: Biaya overhead dialokasikan sebesar Rp1.000.000 berdasarkan jam kerja langsung.
Baca Juga :  Doa Meminta Keturunan yang Shalih dan Shalihah Pasutri Wajib Tau Ini

Total Biaya Pesanan = Rp2.000.000 (bahan) + Rp2.000.000 (tenaga kerja) + Rp1.000.000 (overhead) = Rp5.000.000.

Analisis

Dengan mencatat biaya secara rinci, perusahaan dapat menentukan harga jual, misalnya dengan menambahkan margin keuntungan sebesar 20%, sehingga harga jual menjadi Rp6.000.000.

5. Pentingnya Job-Order Costing dalam Manajemen Keuangan

A. Penentuan Harga yang Akurat

Dengan mengklasifikasikan dan mengakumulasi biaya secara rinci, perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif dan menguntungkan.

B. Pengendalian Biaya

Job-order costing membantu manajer mengidentifikasi area yang memiliki potensi pemborosan atau biaya yang tidak efisien.

C. Evaluasi Kinerja

Metode ini memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi profitabilitas setiap pesanan, sehingga keputusan bisnis dapat lebih tepat sasaran.

Kesimpulan

Klasifikasi dan akumulasi kos dalam job-order costing memainkan peran penting dalam pengelolaan biaya produksi. Dengan memahami dan menerapkan pendekatan ini, perusahaan dapat mengoptimalkan penentuan harga, mengontrol biaya, dan meningkatkan profitabilitas. Job-order costing tidak hanya relevan bagi perusahaan manufaktur, tetapi juga sektor jasa yang menangani pesanan khusus.

 

Berita Terkait

Apa Saja Kendala yang Dirasakan Saat Pelaksanaan Ujian? Berikut ini Penjelasannya!
Umpamakan Bahwa Anda Adalah Seorang Calon Pengusaha yang Akan Mendirikan Bisnis Fashion Wanita
Bagaimana Analisis atas Proyek Kereta Cepat Whoosh yang Sudah Berjalan Sampai dengan Saat Ini Dilihat dari Sisi Aspek Ekonomi
Buatlah Analisis Sensitivitas dan Tentukan Rencana Manakah yang Paling Baik di Antara Dua Rencana di Atas
Produksi Merupakan Proses Merubah Input atau Beberapa Input Menjadi Output, Dalam Proses Ini, Produsen Tidak Serta Merta Dapat Menambah Semua Input
Jono dan Joni Merupakan Teman Dekat (Bukan Saudara) Karena Rumah Mereka Berdua Berdekatan, Suatu Hari Jono Dipindahkan Tugas Ke Kota Lain
Kerasnya Stasiun Manggarai Dirasakan Salah Satu Karyawan Yang Sampai Mengundurkan Diri Atau Resign Dari…
Jelaskan Mengapa Keefektifan Negosiasi Formal dan Mekanisme Penyelesaian Konflik Berhubungan dengan Keefektifan Organisasional!

Berita Terkait

Thursday, 21 November 2024 - 14:03 WIB

Apa Saja Kendala yang Dirasakan Saat Pelaksanaan Ujian? Berikut ini Penjelasannya!

Thursday, 21 November 2024 - 12:34 WIB

Umpamakan Bahwa Anda Adalah Seorang Calon Pengusaha yang Akan Mendirikan Bisnis Fashion Wanita

Thursday, 21 November 2024 - 12:23 WIB

Bagaimana Analisis atas Proyek Kereta Cepat Whoosh yang Sudah Berjalan Sampai dengan Saat Ini Dilihat dari Sisi Aspek Ekonomi

Thursday, 21 November 2024 - 12:13 WIB

Buatlah Analisis Sensitivitas dan Tentukan Rencana Manakah yang Paling Baik di Antara Dua Rencana di Atas

Thursday, 21 November 2024 - 11:56 WIB

Produksi Merupakan Proses Merubah Input atau Beberapa Input Menjadi Output, Dalam Proses Ini, Produsen Tidak Serta Merta Dapat Menambah Semua Input

Berita Terbaru