SwaraWarta.co.id – Mobilitas sosial atau social climbing adalah kemampuan seseorang untuk meningkatkan posisi sosial atau ekonomi mereka.
Salah satu faktor yang sering dianggap berpengaruh dalam hal ini adalah “mental kaya” – pola pikir yang penuh motivasi dan optimisme untuk meraih kesuksesan.
Artikel ini akan membahas apakah mental kaya benar-benar bisa mendorong mobilitas sosial ke atas, terutama dalam menghadapi tantangan yang dihadapi orang-orang dari kelas ekonomi rendah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Faktor Internal: Pengaruh “Mental Kaya”
“Mental kaya” adalah pola pikir yang fokus pada keberhasilan, usaha keras, dan keberanian untuk menghadapi tantangan.
Menurut ahli sosiologi Indonesia, Dr. Selo Soemardjan, pola pikir seperti ini bisa memberikan dorongan bagi seseorang untuk memperbaiki posisi sosial mereka.
Dengan mental kaya, seseorang mungkin lebih bersemangat berusaha, lebih gigih dalam mencapai tujuan, dan tidak mudah menyerah meskipun ada rintangan.
Tantangan Eksternal yang Dihadapi
Namun, mental kaya saja sering kali tidak cukup untuk mengatasi kendala eksternal yang bisa menghambat mobilitas sosial.
Beberapa tantangan eksternal yang sering dihadapi, terutama oleh orang-orang dari keluarga dengan latar belakang ekonomi rendah, meliputi:
1. Ketimpangan Ekonomi – Kesenjangan antara kelas sosial dapat menjadi penghalang besar. Orang dengan latar belakang ekonomi rendah mungkin tidak memiliki akses yang sama ke peluang kerja atau jaringan yang menguntungkan.
2. Akses Pendidikan yang Terbatas – Pendidikan adalah kunci utama dalam meningkatkan posisi sosial. Namun, keterbatasan finansial sering membuat pendidikan berkualitas sulit dijangkau oleh mereka yang membutuhkan.
3. Diskriminasi Struktural – Terkadang, hambatan-hambatan struktural seperti diskriminasi ras, gender, atau status sosial menghambat kesempatan yang dimiliki individu, terlepas dari upaya mereka.
Perlu Sinergi antara Faktor Internal dan Eksternal
Dalam mencapai mobilitas sosial yang signifikan, kombinasi faktor internal dan eksternal perlu diperhatikan.
Meskipun mental kaya dapat menjadi modal motivasi yang kuat, dibutuhkan dukungan eksternal yang memadai untuk benar-benar mengubah status sosial seseorang.
Dengan adanya kebijakan yang mendukung kesetaraan akses pendidikan, penciptaan lapangan kerja yang adil, serta upaya mengurangi ketimpangan ekonomi, potensi seseorang untuk mencapai mobilitas sosial yang lebih tinggi akan meningkat.
Kesimpulannya, mental kaya memang berperan penting dalam meningkatkan peluang mobilitas sosial. Namun, keberhasilan seseorang dalam meraih mobilitas vertikal naik akan lebih optimal jika faktor-faktor eksternal juga mendukung.