IHSG Melemah, Sektor Energi Tertekan Pasca Rilis Data Ekonomi Jepang dan Korea Selatan

- Redaksi

Friday, 29 November 2024 - 19:58 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SwaraWarta.co.id – Dari bursa saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Jumat sore, dengan sektor energi menjadi penyumbang penurunan terbesar.

IHSG berakhir melemah 85,89 poin atau sekitar 1,19 persen, mencapai posisi 7.114,27.

Sementara itu, indeks LQ45 yang mencatatkan pergerakan 45 saham unggulan juga turut merosot, turun 16,69 poin atau 1,91 persen ke posisi 856,78.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam laporan mereka menyebutkan bahwa sentimen eksternal menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi penurunan IHSG.

Pasar saham regional Asia cenderung bergerak ke arah negatif, dengan fokus pasar yang tertuju pada data ekonomi dari Jepang dan Korea Selatan yang baru saja dirilis.

Data inflasi Jepang yang tercatat lebih tinggi dari 2 persen pada November 2024, memicu spekulasi pasar bahwa Bank of Japan (BOJ) akan segera menaikkan suku bunga pada bulan depan.

Baca Juga :  Krisis Politik Korea Selatan: Dinamika Pemakzulan dan Tantangan Nasional

Proyeksi pasar saat ini menunjukkan kemungkinan sebesar 60 persen untuk kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember 2024.

Angka ini meningkat dari perkiraan sebelumnya yang hanya berada di kisaran 50 persen.

Gubernur BOJ, Kazuo Ueda, sebelumnya telah memberikan sinyal kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut, terutama untuk mengatasi pelemahan yen yang terus berlanjut.

Selain itu, data ekonomi Jepang menunjukkan adanya tanda-tanda perlambatan aktivitas ekonomi.

Angka-angka terbaru mencatat penurunan dalam sektor produksi industri, penjualan eceran, serta ketenagakerjaan, yang mengindikasikan adanya tekanan pada perekonomian negara tersebut.

Dari sisi ekonomi Korea Selatan, data penjualan ritel menunjukkan sedikit perbaikan meski masih menunjukkan penurunan.

Pada bulan Oktober 2024, penjualan ritel tercatat turun 0,4 persen secara bulanan, meskipun sedikit membaik dibandingkan dengan revisi penurunan pada bulan September yang tercatat sebesar 0,5 persen.

Baca Juga :  SD Negeri 2 Karangpatihan Ponorogo, Terpaksa Mengunakan Kelas Darurat dan Perpustakaan untuk Belajar.

Perdagangan saham di BEI sendiri dimulai dengan IHSG yang cenderung melemah dan terus berada di zona merah sepanjang sesi perdagangan.

Pada sesi kedua, IHSG tidak mampu bangkit dan tetap ditutup negatif.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, hanya dua sektor yang mencatatkan penguatan, yaitu sektor kesehatan yang naik 0,39 persen, serta sektor infrastruktur yang menguat tipis sebesar 0,09 persen.

Sementara itu, sembilan sektor lainnya mengalami penurunan.

Sektor energi menjadi sektor yang mengalami penurunan terdalam, turun hingga 1,59 persen, diikuti oleh sektor barang baku dan industri yang masing-masing merosot sebesar 1,09 persen dan 0,06 persen.

Saham-saham yang mencatatkan penguatan terbesar di antaranya adalah DPUM, CITY, BTEK, FUTR, dan PUDP, sementara saham-saham yang turun tajam antara lain VISI, ADRO, TOSK, HADE, dan KLAS.

Pada hari itu, frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.123.000 transaksi dengan total volume saham yang diperdagangkan sebanyak 26,95 miliar lembar, senilai Rp13,65 triliun.

Baca Juga :  Aset Helena Lim Dikembalikan, MAKI Komentar Begini

Tercatat, 206 saham mengalami kenaikan, sementara 416 saham mengalami penurunan, dan 324 saham lainnya tidak mengalami perubahan harga.

Bursa saham regional Asia juga mencatatkan pergerakan yang bervariasi. Indeks Nikkei di Jepang tercatat menguat 141,03 poin atau 0,37 persen, mencapai level 38.208,03.

Indeks Shanghai di China naik 30,76 poin atau 0,93 persen ke level 3.326,46, sementara indeks Kuala Lumpur di Malaysia melemah 3,20 poin atau 0,20 persen ke posisi 1.594,29.

Indeks Straits Times di Singapura menguat tipis 2,04 poin atau 0,05 persen ke posisi 3.739,29.

Dengan melemahnya IHSG di akhir pekan ini, pasar tampaknya akan terus mencermati perkembangan ekonomi global, terutama data inflasi dan kebijakan moneter di Jepang, serta prospek pemulihan ekonomi di Korea Selatan.***

Berita Terkait

Santri di Pasuruan Jadi Korban Salah Target Penculikan, Otak Pelaku Masih Buron
Sidang Hasto Kristiyanto Kembali Terjadi Keributan, PDIP Duga Hal Ini
Terungkap! Pria di Batu Ceper Tega Buang Mayat dalam Karung Pakai Motor, Terekam CCTV
Lowongan Kerja Luar Negeri Paling Diminati di Job Fair Kota Tangerang
China Gebrak Dunia dengan Peluncuran Internet 10G Tercepat di Dunia
Pemkot Bekasi Siap Lakukan Efisiensi Anggaran, Bahas APBD Perubahan Lebih Awal
Sakit Hati Disebut Miskin, Pria di Pinrang Bobol Brankas Milik Mertua dan Gasak Rp402 Juta
Pemerintah Targetkan 3,5 Juta UMKM Naik Kelas, Sertifikasi Halal Gratis Disiapkan

Berita Terkait

Thursday, 24 April 2025 - 14:34 WIB

Santri di Pasuruan Jadi Korban Salah Target Penculikan, Otak Pelaku Masih Buron

Thursday, 24 April 2025 - 14:29 WIB

Sidang Hasto Kristiyanto Kembali Terjadi Keributan, PDIP Duga Hal Ini

Thursday, 24 April 2025 - 14:25 WIB

Terungkap! Pria di Batu Ceper Tega Buang Mayat dalam Karung Pakai Motor, Terekam CCTV

Thursday, 24 April 2025 - 13:40 WIB

China Gebrak Dunia dengan Peluncuran Internet 10G Tercepat di Dunia

Thursday, 24 April 2025 - 09:04 WIB

Pemkot Bekasi Siap Lakukan Efisiensi Anggaran, Bahas APBD Perubahan Lebih Awal

Berita Terbaru

Cara Transfer Pulsa Indosat Terbaru di 2025

Teknologi

Mudah dan Cepat! Cara Transfer Pulsa Indosat Terbaru di 2025

Thursday, 24 Apr 2025 - 16:38 WIB