SwaraWarta.co.id – Flipped classroom atau kelas terbalik adalah metode pembelajaran inovatif yang mengubah cara siswa terlibat dalam proses belajar.
Dalam konsep ini, kegiatan belajar yang biasanya dilakukan di dalam kelas justru dipindahkan ke luar kelas, sementara waktu di kelas dimanfaatkan untuk kegiatan yang lebih interaktif dan kolaboratif.
Pendekatan ini bertujuan untuk membuat siswa lebih aktif dan terlibat dalam pembelajaran, sehingga mereka tidak hanya berfokus pada mendengarkan materi, tetapi juga pada pemahaman dan penerapan pengetahuan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Flipped classroom merupakan model pembelajaran di mana materi pembelajaran utama disampaikan oleh guru melalui media digital,
seperti video pembelajaran atau materi bacaan, yang dapat diakses siswa sebelum pertemuan kelas.
Siswa kemudian mengkaji materi tersebut di luar jam sekolah, misalnya di rumah, sehingga waktu yang biasanya digunakan untuk ceramah di kelas dialihkan untuk kegiatan diskusi, pemecahan masalah, atau proyek kolaboratif di kelas.
Konsep ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas interaksi antara siswa dan guru di kelas, serta memungkinkan siswa untuk mengerjakan tugas dan diskusi dengan bimbingan langsung dari guru.
Penerapan flipped classroom memiliki berbagai manfaat. Salah satunya adalah memungkinkan para siswa untuk bisa belajar dengan kecepatan mereka sendiri.
Siswa yang merasa kesulitan dengan materi dapat mengulang video atau membaca materi lebih banyak sebelum datang ke kelas, sementara siswa yang sudah memahami dapat melanjutkan ke topik yang lebih lanjut.
Model ini juga mendorong siswa untuk lebih mandiri dalam belajar, mengembangkan keterampilan problem solving, serta meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
Selain itu, flipped classroom juga memberikan kesempatan bagi guru untuk lebih fokus pada pengembangan keterampilan dan pemahaman siswa.
Dengan waktu yang lebih terbuka untuk diskusi dan kegiatan praktis di kelas, guru dapat memberikan umpan balik secara langsung kepada siswa, memperbaiki pemahaman yang salah, dan memfasilitasi diskusi yang lebih mendalam.
Meskipun konsep flipped classroom telah diadopsi di banyak negara, penerapannya di Indonesia masih dalam tahap perkembangan.
Beberapa sekolah dan universitas di Indonesia mulai mengenalkan metode ini, terutama dalam konteks pembelajaran daring yang semakin berkembang pasca-pandemi.
Penggunaan teknologi digital yang semakin meluas memberi peluang besar untuk mengimplementasikan flipped classroom di berbagai jenjang pendidikan.
Contoh penerapan flipped classroom di Indonesia dapat ditemukan pada beberapa sekolah yang menggunakan video pembelajaran dan modul daring sebagai bagian dari tugas rumah siswa.
Pada saat kelas berlangsung, siswa lebih banyak terlibat dalam diskusi kelompok, studi kasus, atau eksperimen langsung di kelas, yang dibimbing oleh guru.
Misalnya, di beberapa sekolah menengah atas (SMA), siswa diajak untuk mengakses video tentang materi tertentu seperti fisika atau kimia,
lalu di kelas mereka lebih banyak melakukan percakapan, tanya jawab, dan penerapan konsep melalui simulasi atau eksperimen.
Namun, implementasi flipped classroom di Indonesia juga menghadapi sejumlah tantangan.
Salah satunya adalah keterbatasan infrastruktur teknologi, terutama di daerah-daerah terpencil yang masih memiliki akses internet yang terbatas.
Untuk mengakses video pembelajaran atau materi daring, siswa memerlukan perangkat seperti komputer atau ponsel dengan koneksi internet yang stabil, yang tidak selalu tersedia bagi semua siswa di Indonesia.
Selain itu, tidak semua siswa terbiasa dengan model pembelajaran ini, terutama yang belum terbiasa belajar secara mandiri di luar jam sekolah.
Peran orang tua dan pengawasan guru menjadi penting agar siswa dapat memanfaatkan materi yang diberikan di luar kelas secara maksimal.
Oleh karena itu, pelatihan dan bimbingan kepada guru dan siswa tentang cara efektif mengimplementasikan flipped classroom juga sangat diperlukan.
Meskipun ada tantangan dalam penerapannya, flipped classroom memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Dengan meningkatnya akses teknologi dan pemahaman yang lebih baik tentang metode ini, diharapkan lebih banyak sekolah dapat mengadaptasi flipped classroom sebagai metode pembelajaran yang efektif.
Guru dan siswa perlu beradaptasi dengan perubahan ini, dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, sangat dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan implementasi flipped classroom di Indonesia.
Melalui flipped classroom, pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih dinamis dan interaktif, mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan global di masa depan.***