SwaraWarta.co.id – Conor McGregor, mantan juara dua divisi UFC, kini tengah menghadapi sorotan publik setelah dinyatakan bertanggung jawab atas kasus pelecehan seksual terhadap Nikita Hand di sebuah hotel di Dublin pada tahun 2018.
Keputusan pengadilan ini tidak hanya berdampak pada McGregor secara pribadi, tetapi juga mengundang reaksi dari berbagai pihak,
termasuk tunangannya, Dee Devlin, yang untuk pertama kalinya memberikan pernyataan publik terkait kasus ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Devlin, yang telah menjalin hubungan dengan McGregor sejak sebelum sang petarung mencapai puncak kariernya, membela McGregor melalui serangkaian unggahan di Instagram Stories miliknya.
Dalam unggahan tersebut, Devlin tidak hanya mendukung McGregor, tetapi juga secara terbuka menyerang kredibilitas dan karakter Nikita Hand, selaras dengan strategi pembelaan hukum McGregor selama persidangan.
Selain itu, Devlin juga memposting pernyataan serupa di Instagram bersama foto dirinya dengan McGregor dan dua anak mereka.
Pengadilan memutuskan bahwa McGregor harus membayar ganti rugi sebesar €248.603,60 (sekitar Rp4,3 miliar) kepada Nikita Hand sebagai konsekuensi dari putusan tersebut.
Keputusan ini memicu berbagai respons di tingkat publik dan industri.
Beberapa ritel besar di Inggris dan Irlandia memutuskan hubungan bisnis dengan produk-produk terkait McGregor, termasuk Proper No.
Twelve Irish Whiskey, merek alkohol yang didirikan oleh McGregor. Pihak Proper No.
Twelve bahkan menyatakan tidak akan lagi menggunakan nama atau citra McGregor dalam kampanye pemasaran mereka. Situs web resmi merek tersebut juga masih offline hingga saat ini.
Dampak lainnya terlihat dalam industri hiburan, di mana pengembang video game IO Interactive menghapus konten yang menampilkan McGregor dari game populer mereka, Hitman: World of Assassination.
Sementara itu, solidaritas untuk Nikita Hand terus mengalir.
Pada hari Senin, sebuah aksi solidaritas digelar di pusat kota Dublin, memperlihatkan dukungan publik terhadap korban dan melawan kekerasan seksual.
McGregor sendiri belum memberikan pernyataan langsung terkait putusan ini, dan UFC, organisasi yang menaunginya, juga belum memberikan komentar resmi.
Karier McGregor di dunia UFC pun tengah terhenti sejak kekalahannya dari Dustin Poirier pada Juli 2021, ketika ia mengalami cedera patah kaki.
Kasus ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang masa depan McGregor, baik dalam olahraga maupun dunia bisnis.
Dengan berbagai pihak yang mulai menjauh darinya, reputasi dan citra McGregor sebagai bintang global semakin terancam.
Dalam situasi ini, kasus McGregor tidak hanya menjadi isu hukum tetapi juga peringatan bagi para figur publik tentang dampak serius dari tindakan mereka, baik secara pribadi maupun profesional.***