SwaraWarta.co.id – Sebuah rumah dua lantai di Desa Plalangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, rusak parah akibat banjir yang terjadi setelah hujan deras pada Minggu (24/11) malam.
Sebagian besar bangunan ambruk karena tergerus air yang meluap, dan pemilik rumah, Suci Winarsih (49), beserta keluarganya berhasil menyelamatkan diri sebelum rumah roboh.
Mereka kini mengungsi di rumah tetangga yang dianggap lebih aman.Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo telah meninjau lokasi bencana dan bekerja sama dengan pemerintah desa untuk memberikan bantuan darurat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala BPBD Ponorogo, Masun, mengatakan bahwa pihaknya segera melakukan langkah-langkah untuk mencegah risiko lebih lanjut, seperti mengevakuasi warga dan mendirikan posko darurat di sekitar lokasi.
“Kami telah mengerahkan tim untuk melakukan asesmen kerusakan dan membantu evakuasi. Selain itu, kami akan berkoordinasi dengan pengembang perumahan untuk memperbaiki talud sungai guna mencegah longsor susulan,” ujar Masun.
Selain bantuan logistik seperti makanan, selimut, dan obat-obatan, BPBD juga mempersiapkan langkah-langkah teknis, seperti pemasangan bronjong (struktur penahan tanah) di area yang rentan terhadap erosi.Kejadian ini bermula saat hujan deras turun sejak sore hingga malam.
Gorong-gorong yang seharusnya mengalirkan air malah tersumbat, sehingga air meluap dan mengikis pondasi rumah yang berada di tepi sungai sedalam lima meter.
Suci, pemilik rumah, menceritakan sebelum rumah roboh, terdengar suara gemuruh. Ia langsung mengajak anaknya keluar.
“Sebelum rumah roboh, terdengar suara gemuruh. Saya langsung mengajak anak saya keluar. Begitu ke luar, tiang listrik di dekat rumah sudah amblas ke bawah,” ujar Suci, pemilik rumah.
Bagian rumah yang roboh meliputi dapur, ruang tamu, dan sebagian ruang depan yang jatuh ke dalam sungai, bersama barang-barang seperti lemari pakaian, kulkas, kompor, dan tabung gas.
Selain rumah Suci, dua rumah tetangga juga terancam longsor karena talud sungai yang terkikis.
Salah satu tetangga, Pico (38), menjelaskan bahwa gorong-gorong yang tersumbat dan posisi saluran air yang lebih tinggi dari sungai menjadi penyebab utama bencana ini.
Saat ini, warga terdampak memilih mengungsi untuk sementara waktu karena khawatir terjadi longsor lebih lanjut.
Mereka berharap pengembang perumahan segera membangun talud baru untuk mencegah longsor susulan. Suci dan Pico berharap ada tindakan cepat untuk mengatasi masalah ini.
BPBD bersama relawan dan pemerintah setempat terus memantau situasi di lokasi dan sedang menunggu hasil kajian teknis untuk langkah penanganan jangka panjang.
BPBD juga mengingatkan warga di sekitar sungai untuk tetap waspada, terutama saat hujan deras, agar risiko kerusakan dan korban jiwa bisa diminimalkan.