Swarawarta.co.id – Pasangan calon gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi-Yasin, mengakhiri sesi debat dengan menyanyikan lagu “Lir-Ilir”, sebuah lagu tradisional yang populer, yang dikenal sebagai ciptaan Sunan Kalijaga dari Walisongo.
“Ngopeni dengan dengan hati, adalah gaya pemimpin yang dilakukan dengan tulus, dengan ikhlas dan dedikatif. Terakhir, tembang ciptaan Sunan Kalijaga ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua yang senantisa hidup sederhana,” kata Gus Yasin di MAC Ballroom, Jalan Majapahit, Kelurahan Gayamsari, Kecamatan Gayamsari, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (10/11/2024). Debat ini disiarkan oleh KPU Jateng di channel Youtubenya.
Dalam kesempatan itu, Taj Yasin (Gus Yasin) mengungkapkan bahwa konsep kepemimpinan yang mereka tawarkan adalah ngopeni (merawat) dengan hati, yang mengutamakan nilai kasih sayang dan perhatian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai penutup, mereka memilih lagu tersebut karena mengandung pesan penting tentang rasa syukur dan kerjasama, yang sesuai dengan visi mereka dalam membangun Jawa Tengah.
“Saling mendukung, saling bersyukur, atas segala sesuatu yang sudah kita miliki. Juga bekerja sama untuk mewujudkan Jawa Tengah yang maju berkelanjutan,” lanjutnya
Di tengah-tengah lagu yang menceritakan tentang tanaman yang tumbuh subur, Luthfi dan Gus Yasin membuat sedikit modifikasi pada bagian akhir liriknya.
Mereka menambahkan sebuah pesan khusus untuk mendukung pasangan nomor urut dua yang merupakan nomor urut mereka, sebagai bentuk kampanye yang kreatif dan menghibur.
“Lir ilir, lir ilir. Tandure wis sumilir. Tak ijo royo-royo, tak sengga temanten anyar. Cah angon, cah angon. (Bangunlah, bangunlah. Tanaman sudah bersemi. Telah menghijau seperti pengantin baru, anak gembala, anak gembala),” bunyi lirik Lir-ilir yang mereka nyanyikan.
“Penekna blimbing kuwi. Lunyu-lunyu penekna (Panjatlah pohon belimbing itu Walaupun licin, tetap panjatlah),” lanjutnya.
Dia akhir lirik, mereka sedikit memodifikasi lagunya. Lutfhi-Taj Yasin menambahkan ucapan nomor dua yang merupakan nomor urut mereka.
“Yo surak’o… Nomor loro (Ayo bersoraklah… Nomor dua),” ujarnya.