SwaraWarta.co.id – Ponorogo memang terkenal sebagai tempat asal Reog, seni tari topeng yang merupakan salah satu warisan budaya terbesar di dunia.
Dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan, pasangan calon (paslon) nomor urut dua di Pilkada Ponorogo 2024, yaitu Sugiri Sancoko dan Lisdyarita, mengemukakan rencana besar untuk mengembangkan pariwisata di kota ini.
Pasangan ini berfokus pada peningkatan destinasi wisata yang sudah ada, seperti Telaga Ngebel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sugiri Sancoko menjelaskan bahwa kenyamanan, akses, dan atraksi adalah tiga aspek penting dalam pariwisata, dan Reog menjadi bagian yang tak terpisahkan dari daya tarik Ponorogo.
“Pariwisata itu tidak luput dari Kenyamanan, Akses dan Atraksi, maka kemudian Reog menjadi penting. yang kami lirik pertama ketika saya menjabat adalah Ngebel, saya mengulik Ngebel, Ngebel mempesona indah, dan saya sudah menginisiasi ada yang namanya water fountain, yang sudah meningkatkan PAD ratusan persen, dan jalan sudah saya perbaiki,” jelas Sugiri Sancoko
Selain itu, Sugiri dan Lisdyarita juga mengembangkan Monumen Reog dan Museum Peradaban sebagai ikon baru Ponorogo. Monumen ini akan dibangun di Sampung dan diharapkan menjadi pusat wisata baru di Ponorogo.
“Kenapa di Sampung. Sampung akan membobol Gerbang barat laut kabupaten Ponorogo, dekat dengan Wonogiri, Tawangmangu. Jika sudah selesai, maka akan menjadi jujukan (tujuan) wisata di Jawa Timur,” terang Sugiri Sancoko.
Sugiri juga menjelaskan bahwa pembangunan Monumen Reog ini telah melalui proses penelitian yang panjang.
Pembangunan ini tidak hanya mengandalkan anggaran daerah, tetapi juga mendapatkan dukungan dana dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebesar Rp30 miliar.
Dengan berbagai upaya ini, pasangan Sugiri-Lisdyarita berharap Ponorogo bisa menjadi tujuan wisata yang lebih menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
“Di museum Reog itu kami tidak murni menggunakan APBD, Kami dibantu Gubernur Jatim Rp30 miliar, Kedepan saya sudah telepon Bapak Fadli Zon. Artinya semua yang kita jalankan bukan sekedar cetak biru, tapi berdasarkan penelitian yang panjang,” jelasnya