SwaraWarta.co.id – NASA baru-baru ini merilis sebuah animasi menarik yang menunjukkan perjalanan yang ditempuh oleh rover Perseverance di permukaan Mars sejak mendarat pada Februari 2021.
Perseverance adalah rover paling canggih yang dikirim NASA ke Mars, dan meskipun rute utamanya ditentukan oleh tim di Laboratorium Propulsi Jet NASA di California Selatan, rover ini bergerak secara otonom di permukaan Mars.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia secara cerdas memindai hambatan, mengenali objek yang dapat menghalangi jalurnya, serta menghindari area yang berpotensi berbahaya.
Animasi yang dirilis ini mencakup perjalanan sejauh 18,7 mil (sekitar 30 kilometer) yang telah dilalui Perseverance selama 44 bulan terakhir.
Di sepanjang perjalanan tersebut, Perseverance telah mengumpulkan sampel batuan dan tanah Mars di beberapa lokasi yang dipilih.
Sampel-sampel ini diharapkan dapat dibawa kembali ke Bumi dalam beberapa tahun mendatang untuk diteliti di laboratorium.
Melalui penelitian tersebut, para ilmuwan akan mencoba mengungkap apakah pernah ada kehidupan mikroba di planet merah ini.
Sebagian besar perjalanan Perseverance berpusat di Kawah Jezero, yang dulunya diyakini dipenuhi oleh air.
Kawah ini dianggap sebagai salah satu lokasi paling potensial untuk menemukan bukti adanya kehidupan purba di Mars.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Perseverance mulai menantang dirinya dengan melakukan pendakian di sisi kawah yang curam, melewati medan yang lebih sulit dan terjal dari sebelumnya.
Materi permukaan Mars di area yang sedang dijelajahi saat ini didominasi oleh debu dan pasir yang longgar dengan lapisan kerak tipis dan rapuh.
Hal ini menyebabkan Perseverance mengalami banyak kemiringan saat bergerak, sehingga jarak yang dapat ditempuh menjadi lebih terbatas dibandingkan di area yang lebih stabil.
Pada beberapa kesempatan, rover ini bahkan hanya mampu menempuh 20% dari jarak yang direncanakan.
Camden Miller, salah satu perencana dan “pengemudi” rover di misi Perseverance dari JPL, menyatakan,
“Rover-rover sebelumnya pernah melintasi medan yang lebih curam dan lebih licin, tetapi ini adalah pertama kalinya kami menghadapi medan dengan kombinasi kedua tantangan tersebut dalam skala sebesar ini.”
Ia menjelaskan bahwa untuk setiap dua langkah maju yang diambil Perseverance, rover ini harus mundur setidaknya satu langkah.
Melihat kondisi ini, tim rover kemudian berkumpul untuk merancang solusi agar misi ini tetap berjalan dengan lancar.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, tim misi di Bumi melakukan uji coba menggunakan replika rover yang ada di fasilitas mereka.
Mereka mencoba berbagai manuver baru untuk mengurangi kemungkinan tergelincir dan juga meneliti rute alternatif yang memiliki jenis medan berbeda.
Setelah menimbang berbagai data dan risiko, para perencana akhirnya memutuskan untuk mengubah jalur yang akan dilalui Perseverance.
Dengan rute baru tersebut, Perseverance dapat melanjutkan perjalanannya dengan lebih stabil dan efisien.
Keberhasilan rover ini melintasi medan yang sulit di Mars menunjukkan betapa berharganya teknologi otonom yang dimiliki, serta ketelitian perencanaan tim NASA dalam mengantisipasi berbagai tantangan di planet yang sangat jauh dari Bumi.
Perjalanan Perseverance di Mars bukan hanya untuk menempuh jarak atau menantang medan, tetapi juga untuk mengumpulkan informasi dan bukti penting yang berpotensi mengubah pemahaman manusia tentang sejarah kehidupan di luar Bumi.
Keberhasilan ini diharapkan dapat membuka jalan bagi eksplorasi lebih lanjut serta misi pengiriman sampel Mars ke Bumi, yang kelak akan menjawab pertanyaan besar tentang kemungkinan adanya kehidupan di masa lalu di Mars.***