SwaraWarta.co.id – Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Tonny Harjono mengungkapkan bahwa Kolonel Penerbang Anton Sioux Palaguna adalah sosok yang sudah sangat dikenalnya. Sebagai pengajar,
Tonny pernah membimbing Anton saat menjalani pelatihan sebagai calon pilot pesawat tempur Sukhoi dan F-16.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hubungan profesional mereka tidak hanya sebatas rekan kerja, tetapi lebih dari itu, seorang guru dan murid.
Dalam keterangannya di Gedung Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Selasa (22/10/2024),
setelah menghadiri acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Menteri Pertahanan, Tonny menjelaskan bahwa Anton adalah salah satu muridnya yang berprestasi.
“Anton, penerbang Sukhoi dan F-16. Dia adalah siswa saya. Saya pengajarnya,” ujar Tonny mengingat pengalaman mereka saat itu.
Keberhasilan Anton tidak hanya terbatas pada pelatihan. Kini, ia diajukan sebagai calon ajudan Presiden Prabowo Subianto, posisi prestisius yang menunjukkan tingginya kepercayaan dan pengakuan atas dedikasi serta profesionalismenya di TNI AU.
Kolonel Pnb Anton “Sioux” Palaguna merupakan perwira lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) pada tahun 2000.
Sejak saat itu, karier militernya terus menanjak berkat berbagai prestasi dan pengabdian di lingkungan TNI AU.
Salah satu jabatan penting yang pernah diembannya adalah sebagai Asisten Operasi Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I (Kosek Hanudnas I).
Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 11 Lanud Hasanuddin, salah satu satuan penting dalam pertahanan udara nasional.
Dengan latar belakang tersebut, tidak mengherankan jika Anton menjadi salah satu pilot andalan TNI AU.
Ia bertugas sebagai penerbang pesawat tempur Sukhoi Su-27/30 yang bernaung di bawah Wing Udara 5. Pesawat tempur ini bermarkas di Skadron Udara 11, Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar.
Di sinilah Anton menjalani sebagian besar tugasnya sebagai salah satu pilot terbaik Indonesia.
Karier Anton sebagai penerbang tempur diwarnai dengan berbagai prestasi gemilang.
Salah satu pencapaian terbesarnya adalah menerima Badge 1.000 jam terbang pada pesawat tempur Sukhoi Su-27/30 pada tanggal 22 Februari 2017.
Pemberian penghargaan ini menandai total waktu terbangnya yang sudah mencapai 1.000 jam dengan pesawat Sukhoi, sebuah pencapaian yang luar biasa bagi seorang pilot tempur.
Namun, prestasinya tidak berhenti di situ. Anton tercatat telah membukukan total 2.624,35 jam terbang untuk berbagai tipe pesawat.
Selain pesawat tempur Sukhoi, ia juga memiliki rating untuk tipe pesawat AS 202 Bravo dan T 34 Charlie.
Jam terbang yang tinggi ini mencerminkan dedikasi dan profesionalismenya sebagai pilot, serta kemampuannya untuk mengoperasikan berbagai jenis pesawat dengan keahlian tinggi.
Dengan pengalaman yang begitu luas dalam menerbangkan Sukhoi, Anton pun dipercaya sebagai instruktur penerbang pesawat tempur Sukhoi di TNI AU.
Jabatan ini menunjukkan kepercayaan tinggi yang diberikan kepadanya untuk melatih generasi penerbang tempur selanjutnya, sekaligus menegaskan perannya yang vital dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia.
Tidak hanya dikenal sebagai penerbang ulung, Anton kini juga diajukan sebagai calon ajudan Presiden Prabowo Subianto.
Tugas ini merupakan salah satu posisi prestisius di lingkup militer, yang biasanya diberikan kepada perwira terbaik dengan integritas dan kemampuan tinggi.
Jika terpilih, Anton akan menjadi bagian penting dari lingkaran dalam kepresidenan, bertugas mendampingi dan membantu Presiden dalam berbagai urusan, termasuk yang berkaitan dengan keamanan dan pertahanan negara.
Posisi ajudan Presiden merupakan bentuk pengakuan terhadap pengabdian panjang Anton di TNI AU, serta kepercayaan yang diberikan kepadanya untuk mengemban tanggung jawab yang besar di lingkup pemerintahan.
Dengan karier yang begitu cemerlang, mulai dari seorang penerbang tempur hingga calon ajudan Presiden, Anton “Sioux” Palaguna adalah contoh nyata seorang perwira TNI AU yang mengabdikan hidupnya untuk bangsa dan negara.
Pencapaiannya menunjukkan betapa pentingnya dedikasi, ketekunan, dan profesionalisme dalam dunia militer, serta memberikan inspirasi bagi generasi penerbang tempur di masa depan.***