SwaraWarta.co.id – Tim Paleoantropologi dari Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair) mengalami sejumlah tantangan saat memindahkan lima kerangka yang ditemukan di Situs Kumitir, Mojokerto.
Penemuan penting ini membawa harapan untuk memahami lebih dalam tentang sejarah Majapahit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, proses pengangkatan dan pemindahan kerangka ke Museum Etnografi dan Pusat Kajian Kematian FISIP Unair bukanlah tugas yang mudah, terutama karena kondisi kerangka yang sangat rapuh dan rentan terhadap kerusakan.
Delta Bayu Murti, Tenaga Ahli Paleoantropologi dari Departemen Antropologi FISIP Unair, menjelaskan bahwa kondisi kerangka tersebut sangat rapuh mengingat usianya yang diperkirakan sudah berabad-abad.
Tim harus sangat berhati-hati selama proses pengangkatan dan pemindahan, agar tidak menimbulkan kerusakan tambahan pada tulang-tulang yang sudah patah atau hilang sebagian.
Delta menjelaskan, meskipun sekilas lima kerangka tersebut tampak utuh, kenyataannya beberapa bagian tulang sudah hilang atau rusak, dan kerangka cenderung mudah patah saat disentuh.
“Kesulitannya terletak pada kondisi rangka yang sudah patah-patah, serta tingkat kerapuhannya yang cukup tinggi. Karena itu, kami harus ekstra hati-hati dalam mengangkat dan memindahkannya,” ujar Delta.
Dia menambahkan, beberapa tulang bahkan patah selama proses pengangkatan, memperkuat tantangan yang dihadapi tim.
Meskipun demikian, tim paleoantropologi telah menyiapkan segala sesuatunya dengan baik untuk memastikan kerangka tersebut dapat dipindahkan tanpa kerusakan lebih lanjut.
Salah satu langkah yang diambil adalah menyiapkan wadah khusus untuk menampung kerangka, serta menggunakan peralatan yang dirancang untuk mencegah kerusakan tambahan pada tulang.
“Untuk pemindahannya, meskipun ada kesulitan, kami sudah mempersiapkan tempat yang aman untuk kerangka serta peralatan lainnya agar proses berjalan lancar,” lanjut Delta.
Penemuan lima kerangka di Situs Kumitir menjadi salah satu temuan penting dalam upaya memahami lebih lanjut sejarah Majapahit.
Tim Paleoantropologi FISIP Unair saat ini sedang melakukan identifikasi terhadap kelima kerangka tersebut untuk mendapatkan informasi lebih mendalam.
Proses identifikasi ini dilakukan sesuai dengan standar pemeriksaan forensik yang biasa digunakan dalam kajian antropologi dan arkeologi.
Tujuannya adalah untuk mengetahui berbagai aspek penting dari individu yang telah meninggal, seperti ras, jenis kelamin, dan usia kematian.
Situs Kumitir sendiri merupakan salah satu situs penting di Jawa Timur yang dihubungkan dengan kejayaan Kerajaan Majapahit.
Penemuan kerangka di situs ini diharapkan dapat memberikan petunjuk baru mengenai kehidupan masyarakat pada masa itu.
Dari analisis awal, diperkirakan kelima kerangka tersebut berasal dari era Majapahit.
Namun, untuk memastikan secara pasti berapa usia kerangka tersebut, diperlukan uji laboratorium lebih lanjut, termasuk uji dating untuk menentukan umur tulang.
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat mengenai usia kerangka, Universitas Airlangga berencana mengirim sampel tulang ke laboratorium di luar negeri guna dilakukan uji dating.
Uji ini akan memberikan data mengenai perkiraan usia rangka, sehingga dapat dipastikan apakah tulang-tulang tersebut berasal dari masa Majapahit atau mungkin dari periode sejarah yang berbeda.
Proses uji dating ini sangat penting dalam penelitian arkeologi, terutama untuk mengaitkan penemuan dengan periode tertentu dalam sejarah.
Hasil dari uji dating nantinya akan membantu memperjelas periode kehidupan individu-individu yang ditemukan di Situs Kumitir, sekaligus memberikan informasi lebih lanjut apakah mereka berasal dari zaman Majapahit, setelahnya, atau bahkan mendekati masa kini.
Situs Kumitir terletak di Mojokerto, Jawa Timur, dan dianggap sebagai salah satu situs penting yang terkait dengan Kerajaan Majapahit.
Majapahit sendiri adalah salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada di Nusantara, dengan pusat kekuasaannya di Jawa Timur pada abad ke-13 hingga ke-15.
Penemuan-penemuan arkeologi di situs ini, termasuk kerangka manusia, memberikan wawasan penting mengenai kehidupan sosial, budaya, dan politik pada masa itu.
Selama bertahun-tahun, berbagai ekskavasi telah dilakukan di Situs Kumitir, dan setiap penemuan membawa kontribusi signifikan terhadap kajian sejarah Majapahit.
Penemuan lima kerangka ini, misalnya, membuka peluang bagi para ilmuwan untuk mempelajari lebih lanjut tentang struktur masyarakat, hubungan sosial, dan kehidupan sehari-hari pada masa kejayaan Majapahit.
Setelah kerangka dipindahkan dengan hati-hati ke Museum Etnografi dan Pusat Kajian Kematian FISIP Unair, penelitian lebih mendalam akan dilakukan.
Selain proses identifikasi awal, tim paleoantropologi berencana melakukan kajian lebih lanjut terkait penyebab kematian, pola makan, serta kondisi kesehatan individu-individu tersebut.
Penelitian ini penting untuk mengungkap lebih banyak informasi tentang kehidupan masyarakat pada masa lampau.
Selain itu, langkah-langkah konservasi juga akan diambil untuk menjaga agar kerangka tetap dalam kondisi terbaik selama proses penelitian berlangsung.
Mengingat kondisi tulang yang rapuh, konservasi menjadi salah satu prioritas utama bagi tim.
Penelitian yang berkelanjutan ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih besar dalam pemahaman tentang sejarah dan budaya Nusantara, khususnya pada masa Majapahit.
Penemuan lima kerangka di Situs Kumitir oleh Tim Paleoantropologi FISIP Unair menjadi salah satu tonggak penting dalam penelitian sejarah Indonesia, khususnya terkait dengan Kerajaan Majapahit.
Meski menghadapi tantangan dalam proses pemindahan dan konservasi, upaya untuk mempelajari lebih lanjut tentang kehidupan masyarakat pada masa lampau terus dilakukan dengan hati-hati.
Dengan uji dating dan kajian mendalam lainnya, harapan besar dihadapkan pada penemuan ini untuk memberikan wawasan baru tentang masa kejayaan Majapahit.***