Swarawarta.co.id – Anggota Komisi X dari Fraksi PDIP, Bonnie Triyana, mendesak Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair untuk mencabut pembekuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) setelah mereka membuat karangan bunga satir terkait pelantikan Prabowo-Gibran.
Bonnie menekankan pentingnya memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mengekspresikan aspirasi mereka.
Ia mempertanyakan langkah Dekan FISIP Unair yang memutuskan untuk membekukan BEM, serta menyayangkan reaksi Dekan yang dinilai berlebihan terhadap ungkapan mahasiswa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pembekuan BEM FISIP terjadi setelah mereka menempatkan karangan bunga di Taman Barat FISIP Unair pada 22 Oktober, dengan tulisan yang menyentil pelantikan Prabowo dan Gibran.
“Saya minta Dekan FISIP Unair mencabut pembekuan itu,” kata Bonnie dilansir CNNIndonesia.com, Minggu (27/10).
Karangan bunga tersebut menyebut Prabowo sebagai “jenderal bengis pelanggar HAM” dan Gibran dengan keterangan yang merendahkan.
Presiden BEM FISIP Unair, Tuffahati Ullayyah Bachtiar, mengungkapkan bahwa mereka menerima email pemberitahuan tentang pembekuan BEM dari Dekanat pada 25 Oktober.
Tuffa menjelaskan bahwa sebelumnya, BEM FISIP dipanggil oleh Ketua Komisi Etik FISIP pada malam 24 Oktober untuk memberikan klarifikasi mengenai karangan bunga tersebut.
“Ekspresi kritik mahasiswa itu secara tertulis, tidak merusak apapun. Mengapa dekan jadi reaksioner?” ucapnya.
Setelah memberikan keterangan, BEM menerima surat pembekuan yang ditandatangani oleh Dekan FISIP Unair, Prof. Bagong Suyonto, pada sore hari yang sama.