SwaraWarta.co.id – Diberitakan, tiga pelajar di Kabupaten Garut, Jawa Barat, dilaporkan meninggal dunia setelah mengonsumsi minuman keras oplosan.
Kejadian tragis ini terjadi setelah para pelajar tersebut mengadakan pesta miras pada Jumat, 30 Agustus 2024, di Kampung Pamegatan, Desa/Kecamatan Peundeuy.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain tiga korban tewas, dua orang lainnya masih dalam perawatan medis di Puskesmas Peundeuy dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Garut.
Pihak kepolisian melalui Humas Polres Garut, Ipda Adi Susilo, menyatakan bahwa salah satu korban meninggal dunia pada Minggu pagi di Puskesmas.
Ketiga pelajar yang meninggal tersebut adalah DA (16 tahun), AA (22 tahun), dan PN (16 tahun).
Dua korban lainnya yang masih menjalani perawatan adalah RYI (17 tahun) yang dirawat di Puskesmas Peundeuy dan AA (19 tahun) yang dirawat di RSUD Garut.
Sementara itu, empat orang lainnya yang sempat dirawat telah diperbolehkan pulang setelah kondisi mereka membaik.
Keempat orang tersebut adalah MF (19 tahun), RM (17 tahun), W (19 tahun), dan IU (16 tahun). Mereka semua sempat ikut serta dalam pesta miras oplosan tersebut.
Menurut keterangan yang dihimpun, miras oplosan yang dikonsumsi pada pesta tersebut merupakan campuran dari alkohol 70 persen, minuman energi, dan obat penenang jenis alprazolam.
Alkohol yang digunakan dalam campuran tersebut diduga dipesan melalui toko online atau marketplace.
Pihak kepolisian menduga kuat bahwa para pelajar tersebut mengalami overdosis akibat konsumsi miras oplosan ini.
Ipda Adi Susilo menambahkan bahwa polisi saat ini masih melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP).
Tim inavis telah dikerahkan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut guna mengungkap detail kejadian dan asal usul bahan-bahan oplosan tersebut.
Beberapa saksi mata juga telah dimintai keterangan untuk memperjelas kronologis peristiwa ini.
Peristiwa ini memicu keprihatinan dan perbincangan luas di kalangan warga, terutama di media sosial Facebook.
Sebuah akun bernama @peundeuy_ngalengkah memposting video yang memperlihatkan proses olah TKP oleh polisi.
Dalam video tersebut, terlihat bahwa pesta miras oplosan itu diadakan di sebuah rumah semi permanen milik seorang warga bernama Ibu Iroh.
Kondisi rumah tersebut disebutkan sempat mengeluarkan bau busuk mayat.
Selain itu, beberapa pengguna media sosial lainnya juga turut memberikan informasi tambahan terkait kejadian tersebut.
Salah seorang netizen, dengan akun @Yulianti Permatasari, menyebutkan bahwa para peserta pesta miras tersebut merupakan pelajar dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) As-Salam.
Informasi ini menambah keprihatinan masyarakat, mengingat usia para korban yang masih sangat muda.
Kepolisian Garut berkomitmen untuk terus mendalami kasus ini, termasuk menelusuri jalur distribusi minuman keras oplosan yang telah merenggut nyawa para pelajar ini.
Pihak berwenang juga mengimbau kepada masyarakat, khususnya orang tua dan institusi pendidikan,
untuk lebih waspada dan memperhatikan pergaulan serta aktivitas anak-anak muda agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Kejadian ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak tentang bahaya konsumsi miras oplosan dan pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap peredaran minuman keras ilegal di masyarakat.***