SwaraWarta.co.id – Rukun Yamani adalah salah satu bagian penting dari bangunan Ka’bah yang memiliki makna spiritual mendalam bagi umat Islam.
Sebagai tempat yang menjadi pusat ibadah, Ka’bah memiliki empat sudut, dan salah satu yang paling dikenal adalah sudut yang disebut Rukun Yamani.
Pengetahuan tentang Rukun Yamani bukan hanya penting bagi jemaah haji atau umrah, tetapi juga bagi setiap Muslim yang ingin memahami nilai-nilai ibadah yang lebih dalam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam artikel ini, kita akan menguraikan secara detail apa itu Rukun Yamani, sejarahnya, pentingnya dalam ibadah haji dan umrah, serta bagaimana para ulama melihat kedudukannya dalam ritual tawaf.
Apa itu Rukun Yamani?
Rukun Yamani adalah sudut barat daya Ka’bah, yang secara fisik terletak di arah Yaman. Nama “Rukun Yamani” berasal dari posisinya yang mengarah ke selatan, ke negara Yaman, berbeda dengan sudut lainnya, yaitu Hajar Aswad.
Rukun ini sering kali disentuh oleh para jamaah ketika melakukan tawaf, sebagai bentuk penghormatan, meski tidak diwajibkan untuk menciumnya seperti Hajar Aswad.
Sejarah dan Makna Rukun Yamani
Rukun Yamani memiliki sejarah panjang dalam tradisi Islam. Menurut beberapa riwayat, Ka’bah telah dibangun dan direnovasi oleh Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail, sekitar 4000 tahun yang lalu.
Rukun Yamani merupakan salah satu dari empat sudut asli Ka’bah yang didirikan oleh Nabi Ibrahim.
Secara spiritual, Rukun Yamani memiliki makna yang dalam. Para ulama menyebutkan bahwa menyentuh Rukun Yamani selama tawaf dapat menghapus dosa-dosa kecil, sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar.
Rasulullah SAW pernah bersabda,
“Sesungguhnya menyentuh Rukun Yamani dan Hajar Aswad dapat menghapus dosa-dosa.” (HR. Tirmidzi).
Pentingnya Rukun Yamani dalam Tawaf
Tawaf adalah salah satu rukun dalam ibadah haji dan umrah yang melibatkan berputar mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.
Setiap putaran dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad, namun ketika melewati Rukun Yamani, dianjurkan untuk menyentuhnya.
Jika tidak memungkinkan, cukup dengan melambaikan tangan tanpa mengucapkan takbir, berbeda dengan Hajar Aswad.
Penting untuk diingat bahwa tidak ada doa khusus yang dianjurkan ketika menyentuh Rukun Yamani. Namun, banyak jamaah yang membaca doa khusus saat berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, yaitu
“Rabbana atina fid-dunya hasanah, wa fil-akhirati hasanah, wa qina ‘adhaban-nar”,
Artinya: “Ya Allah, berikanlah kami kebaikan di dunia, dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa api neraka.” (QS. Al-Baqarah: 201).
Rukun Yamani dan Ulama
Para ulama dari berbagai mazhab telah mendiskusikan pentingnya Rukun Yamani. Dalam mazhab Hanafi dan Maliki, disentuhnya Rukun Yamani selama tawaf adalah sunnah muakkadah, yang berarti sangat dianjurkan namun tidak diwajibkan.
Sedangkan dalam mazhab Syafi’i, menyentuh Rukun Yamani tetap dianggap sunnah, namun pelaksanaannya tidak wajib.
Ini menunjukkan bahwa meski tidak diwajibkan, menyentuh Rukun Yamani memiliki keutamaan tersendiri.
Menurut Dr. Ahmad Syafii, seorang pakar hukum Islam, Rukun Yamani melambangkan kesempurnaan dan keseimbangan dalam kehidupan seorang Muslim.
“Dalam ibadah haji dan umrah, setiap aspek memiliki makna simbolis yang mencerminkan kesucian jiwa dan fisik, dan Rukun Yamani adalah salah satu manifestasi dari hal itu,” ujarnya dalam sebuah jurnal kajian Islam.
Sebagai Muslim, memahami simbolisme dan pentingnya Rukun Yamani membantu memperkaya pengalaman spiritual, baik dalam ibadah haji maupun umrah.