Swarawarta.co.id – Sekretaris Jenderal PKB, Syaiful Huda, menjelaskan alasan partainya memutuskan untuk tidak berkoalisi dengan PDIP dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim).
Menurutnya, sejak awal PKB telah memiliki keinginan untuk mengajukan kandidat sendiri, mengingat PKB adalah pemenang Pemilihan Legislatif (Pileg) di Jawa Timur.
“Kalau Jatim sebelumnya memang belum ada pembahasan khusus kalau kita mau koalisi sama PDIP. Kami sejak awal memang ingin maju, entah dapet barengan atau tidak. Nah pilihan kita terakhir adalah maju sendiri. Bikin poros sendiri. Usung Luluk dan Luqman,” kata Huda di kantor DPP PKB, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (31/8/2024).
PKB memilih untuk mengusung kader mereka, Luluk Nur Haidah dan Lukmanul Khakim, sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jatim.
Sementara itu, PDIP memilih untuk mengajukan Tri Rismaharini dan Zahrul Azhar Asumta sebagai pasangan calon mereka.
Syaiful Huda juga mengungkapkan bahwa PDIP lebih dahulu menetapkan pilihan kandidat untuk Pilgub Jatim.
“Yang memutuskan maju lebih dulu itu PDIP. Keputusan kami terakhir setelah PDIP memutuskan maju sendiri. Jadi posisi PKB adalah terakhir menentukan sikap,” ungkap Huda.
Di sisi lain, PKB justru menjadi partai yang mengeluarkan keputusan terakhir dalam menentukan pasangan calon yang akan diusung.
Ia juga menepis anggapan bahwa keputusan PKB untuk mengajukan calon sendiri merupakan strategi untuk memecah suara.
Syaiful menegaskan bahwa sebagai partai pemenang, PKB tidak memerlukan strategi semacam itu.
“Enggak ada (bikin pecah suara). Toh kita memang toh. Mecah suara gimana? Mba luluk menang,” tuturnya.