SwaraWarta.co.id– Bandung merupakan daerah dengan banyak sekali destinasi wisata, mulai dari wisata alam, kota, kuliner, dan lain sebagainya. Bagi yang ingin berlibur bersama keluarga,teman, atau pasangan dan ingin pergi ke tempat yang dapat menambah ilmu pengetahuan, kalian bisa pergi ke Museum Konferensi Asia-Afrika. Dalam artikel kali ini kita akan membahas secara lengkap informasi tentang Museum Konferensi Asia-Afrika. Simak pembahasan berikut!
Museum Konferensi Asia-Afrika
Museum Konferensi Asia-Afrika terletak di Bandung dan didirikan pada 24 April 1980. Pada 18-24 April 1955, delegasi dari 29 negara hadir di Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung di Bandung, Indonesia. Negara-negara Asia yang terlibat antara lain Afghanistan, Burma, Kamboja, Ceylon, Republik Rakyat Tiongkok, India, Indonesia, Iran, Irak, Jepang, Yordania, Laos, Lebanon, Nepal, Pakistan, Filipina, Arab Saudi, Suriah, Thailand, Turki, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, dan Yaman. Sedangkan dari Afrika, hadir Mesir, Ethiopia, Pantai Emas, Liberia, Libya, dan Sudan. Pada tahun 1955, hampir seluruh negara Asia telah meraih kemerdekaan, sementara banyak negara di Afrika masih dijajah oleh kekuatan Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Konferensi Bandung menjadi momen penting dalam perjuangan global melawan sisa-sisa imperialisme Eropa, membentuk dasar-dasar politik, ekonomi, budaya, dan hukum yang dikenal sebagai Semangat Bandung serta proyek Dunia Ketiga.
Museum Konferensi Asia Afrika adalah sebuah museum yang didedikasikan untuk mengenang Konferensi Asia Afrika yang bersejarah yang diadakan pada tahun 1955.
Koleksi Museum Konferensi Asia Afrika
Museum Konferensi Asia Afrika memiliki koleksi yang meliputi artefak, foto-foto, dokumen, dan barang-barang terkait dengan Konferensi Asia Afrika, serta berbagai informasi tentang latar belakang dan perkembangan konferensi tersebut.
Museum ini juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan penelitian tentang masalah-masalah Asia Afrika dan negara-negara berkembang.
Selain itu, museum ini memiliki peran dalam mendukung pengembangan kebudayaan nasional, pendidikan generasi muda, dan pariwisata di wilayah Bandung.
Lokasi Museum
Museum ini terletak di Jalan Asia Afrika Nomor 65, Bandung, Jawa Barat, hanya sekitar 230 meter dari Alun-Alun Kota Bandung, yang dapat dijangkau dalam waktu sekitar lima menit berjalan kaki.
Waktu Operasional
Museum Konferensi Asia-Afrika buka untuk pengunjung pada hari Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu, sementara Senin, Rabu, Jumat, dan hari libur nasional tutup. Jam buka museum adalah dari pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB, dan kemudian buka kembali dari pukul 13.00 WIB hingga 15.00 WIB.
Tidak ada biaya tiket masuk yang dikenakan kepada pengunjung yang masuk ke Museum Konperensi Asia Afrika, alias gratis. Jadi, wisatawan cukup datang langsung ke lokasi, dan khusus untuk kunjungan dalam bentuk rombongan lebih dari 20 orang wajib reservasi terlebih dahulu.
RUANG LINGKUP
a. PAMERAN TETAP
Museum Konperensi Asia Afrika memiliki ruang pameran tetap yang memamerkan sejumlah koleksi berupa benda-benda tiga dimensi dan foto-foto dokumenter peristiwa Pertemuan Tugu, Konferensi Kolombo, Konferensi Bogor, dan Konferensi Asia Afrika tahun 1955.
Selain itu dipamerkan juga foto-foto mengenai :
- Peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya Konferensi Asia Afrika;
- Dampak Konferensi Asia Afrika bagi dunia internasional;
- Gedung Merdeka dari masa ke masa;
- Profil negara-negara peserta Konferensi Asia Afrika yang dimuat dalam multimedia.
Diorama Pembukaan Konferensi Asia Afrika, 1955
Dalam rangka menyambut kunjungan Delegasi Konferensi Tingkat Tinggi X Gerakan Nonblok tahun 1992, saat Indonesia terpilih sebagai tempat konferensi tersebut dan menjadi Ketua Gerakan Nonblok, dibuatlah diorama yang menggambarkan situasi pembukaan Konferensi Asia Afrika tahun 1955.
PERPUSTAKAAN
Untuk menunjang kegiatan Museum Konperensi Asia Afrika, pada 1985 Abdullah Kamil (pada waktu itu Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di London) memprakarsai dibuatnya sebuah perpustakaan.
Perpustakaan ini memiliki sejumlah buku mengenai sejarah, sosial, politik, dan budaya Negara-negara Asia Afrika, dan negara-negara lainnya; dokumen-dokumen mengenai Konferensi Asia Afrika dan konferensi-konferensi lanjutannya; serta majalah dan surat kabar yang bersumber dari sumbangan/hibah dan pembelian.
1. AUDIO VISUAL
Bersamaan dengan berdirinya perpustakaan, disiapkan pula ruang audio visual pada 1985. Ruang tersebut juga diprakarsai oleh Abdullah Kamil.
Ruangan ini menjadi sarana untuk penayangan film-film dokumenter mengenai kondisi dunia hingga tahun 1950-an, Konferensi Asia Afrika dan konferensi-konferensi lanjutannya, serta film-film mengenai kebudayaan dari Negara-negara Asia dan Afrika.
2. RISET
Museum Konferensi Asia-Afrika meningkatkan berbagai studi mengenai Asia-afrika dan luar negeri serta memfasilitasi penelitian-penelitian dalam dan luar negeri yang dilakukan oleh para peneliti dan mahasiswa.
AKTIVITAS
Museum Konferensi Asia-Afrika menyelenggarakan:
Pemanduan. Pemanduan dilakukan kepda pengunjung, baik kunjungan resmi tamu pemerintah maupun kunjungan kelompok/umum.
Pameran Temporer
Museum Konferensi Asia-Afrika menyelenggarakan pameran temporer dalam upaya mengedukasi publik berkaitan dengan pelaksanaan politik luar negeri dan sejarah diplomasi Indonesia. Pameran temporer ini dilakukan juga di lokasi-lokasi di luar Museum Konferensi Asia-Afrika.
Komunitas
Di dalam Museum Konferensi asia-afrika terdapat komunitas masyarakat yang dibentuk atau didukung oleh Museum Konferensi Asia-Afrika. Berbagai komunitas masyarakat ini di bentuk dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai sejarah, politik internasional, wawasan kebangsaan mengingat tentang yang dihadapi dalam politik luar negeri Indonesia di masa yang akan datang, dalam diplomasipublik maupun diplomasi antar waraga (citizen diplomacy).
Beberapa kegiatan yang diselenggarakan bekerjasama dengan komunitas diantaranya: Diskusi Buku, Diskusi Film, berbagai Festival, Klab Budaya, Pameran, dan lain-lain.
Penulis : Vahira Mona Luthfita, Jurnalis Magang