Mengupas Tuntas Perbedaan Fakir dan Miskin dalam Perspektif Islam dan Sosial

Avatar

- Redaksi

Tuesday, 10 September 2024 - 04:58 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi fakir dan miskin (Dok. Ist)

Ilustrasi fakir dan miskin (Dok. Ist)

SwaraWarta.co.id – Dalam kehidupan sehari-hari, istilah fakir dan miskin sering kali digunakan secara bergantian untuk menggambarkan seseorang yang hidup dalam kekurangan.

Namun, dalam pandangan Islam dan sosial, kedua istilah ini memiliki perbedaan yang signifikan.

Pemahaman yang tepat tentang perbedaan fakir dan miskin sangat penting, terutama dalam konteks zakat, sedekah, dan bantuan sosial.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan fakir dan miskin, mulai dari definisi hingga implikasinya dalam kehidupan sosial dan keagamaan.

Definisi Fakir dan Miskin

Untuk memahami perbedaan fakir dan miskin, kita harus terlebih dahulu melihat definisi masing-masing istilah dalam Islam.

Fakir berasal dari kata Arab “faqir” yang berarti seseorang yang sangat membutuhkan. Dalam syariat Islam, seorang fakir adalah individu yang tidak memiliki cukup harta untuk memenuhi kebutuhan pokoknya sehari-hari..

Fakir adalah golongan yang kondisinya paling parah dalam hal kemiskinan.

Miskin, di sisi lain, berasal dari kata Arab “miskīn” yang merujuk pada orang yang memiliki harta, tetapi jumlahnya sangat terbatas dan tidak mencukupi untuk kehidupan yang layak.

Baca Juga :  Doa Sebelum Bekerja dalam Islam: Panduan untuk Keberkahan dan Kesuksesan

Miskin memiliki lebih banyak sumber daya daripada fakir, tetapi mereka masih berada di bawah garis kecukupan.

Dalam banyak kasus, orang miskin mungkin memiliki pekerjaan atau penghasilan, namun tetap tidak mampu menutupi seluruh kebutuhan pokoknya.

Perbedaan Fakir dan Miskin dalam Perspektif Islam

Dalam Islam, perbedaan fakir dan miskin bukan hanya sekadar permainan kata, tetapi memiliki dampak langsung pada distribusi zakat.

Fakir dan miskin termasuk dalam delapan asnaf (golongan) yang berhak menerima zakat, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 60.

Akan tetapi, alokasi zakat untuk fakir biasanya lebih besar karena kondisi mereka yang lebih membutuhkan.

1. Fakir Lebih Membutuhkan daripada Miskin

Fakir digambarkan sebagai individu yang hampir tidak memiliki apapun, baik dari segi harta maupun penghasilan.

Dalam hal ini, fakir tidak mampu bekerja atau hanya memiliki sedikit kesempatan untuk memperoleh pendapatan.

Baca Juga :  Macam-macam Model Pembelajaran yang Wajib Diketahui Guru, Apa Saja Ya?

Oleh karena itu, tingkat ketergantungan fakir pada bantuan lebih tinggi dibandingkan miskin.

Sedangkan orang miskin, meski penghasilannya terbatas, masih memiliki kemampuan untuk berusaha memenuhi sebagian kebutuhannya.

2. Skala Bantuan dalam Zakat dan Sedekah

Karena kondisi fakir lebih kritis, mereka menjadi prioritas utama dalam distribusi zakat. Menurut pandangan ulama, fakir berada di puncak daftar penerima zakat, sementara miskin berada di urutan kedua.

Pembagian zakat dan sedekah ini bertujuan untuk membantu mengurangi kesenjangan ekonomi dan memberikan kesempatan kepada mereka yang sangat membutuhkan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak.

Perbedaan Fakir dan Miskin dalam Perspektif Sosial

Dari sudut pandang sosial, perbedaan fakir dan miskin juga berdampak pada program bantuan pemerintah atau lembaga sosial.

Fakir sering kali diidentifikasi sebagai orang-orang yang benar-benar tidak memiliki sumber daya untuk bertahan hidup.

Mereka mungkin hidup dalam kondisi sangat memprihatinkan dan terpinggirkan dari sistem sosial.

Di sisi lain, orang miskin masih bisa berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi, meskipun terbatas.

Baca Juga :  Inilah Adab-Adab Makan dalam Islam yang Wajib Diketahui!

Miskin biasanya memiliki pekerjaan yang menghasilkan pendapatan minim, namun tidak mampu mencukupi kebutuhan dasar mereka secara berkelanjutan.

Fakir Miskin dalam Kehidupan Sosial

Fakir sering kali ditemukan di lingkungan yang sangat miskin, di mana akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan sangat terbatas.

Fakir ini, terutama di negara-negara berkembang, merupakan kelompok yang paling rentan dan membutuhkan intervensi sosial yang mendalam, seperti program pemberdayaan ekonomi dan bantuan kemanusiaan.

Orang miskin cenderung menghadapi tantangan ekonomi seperti ketidakstabilan pendapatan, biaya hidup yang terus meningkat, dan kurangnya akses terhadap layanan dasar.

Meskipun mereka memiliki penghasilan, tetapi karena penghasilan tersebut sangat minim, mereka tetap berada di bawah garis kemiskinan.

Dalam pandangan Islam, perbedaan ini mempengaruhi bagaimana bantuan diatur dan didistribusikan, baik melalui zakat maupun sedekah.

Sementara dari sudut pandang sosial, perbedaan ini membantu dalam mengidentifikasi kelompok yang paling membutuhkan dukungan ekonomi dan sosial.

Berita Terkait

Doa Akhir dan Awal Tahun, Untuk Tahun Baru
Doa Agar Cepat diberi Keturunan atau Momongan
Doa, Sunnah Sebelum dan Sesudah Berhubungan Suami Istri
Doa Sebelum Tidur dan Sunnah-sunnah Saat Tidur
Doa atau Niat Puasa Sunnah Hari Senin dan Kamis
Doa untuk Pengantin: Harapan Bahagia dan Berkah dalam Ikatan Pernikahan
Doa Pernikahan: Sebuah Harapan dan Berkah dalam Kebahagiaan
Doa Tobat Islam Arab: Panduan Lengkap Bacaan dan Artinya

Berita Terkait

Thursday, 19 September 2024 - 22:04 WIB

Doa Akhir dan Awal Tahun, Untuk Tahun Baru

Thursday, 19 September 2024 - 22:03 WIB

Doa Agar Cepat diberi Keturunan atau Momongan

Thursday, 19 September 2024 - 22:01 WIB

Doa, Sunnah Sebelum dan Sesudah Berhubungan Suami Istri

Thursday, 19 September 2024 - 21:59 WIB

Doa Sebelum Tidur dan Sunnah-sunnah Saat Tidur

Thursday, 19 September 2024 - 21:57 WIB

Doa atau Niat Puasa Sunnah Hari Senin dan Kamis

Berita Terbaru

Doa ketika mimpi buruk.Doc.lst

Berita

Inilah Doa Ketika Mimpi Buruk dan Doa Agar Mimpi Baik

Thursday, 19 Sep 2024 - 23:57 WIB