SwaraWarta.co.id – Ketika seseorang memutuskan untuk memeluk agama Islam, reaksi dari orang-orang terdekat mungkin tidak selalu positif.
Reaksi negatif, seperti kemarahan, seringkali dipicu oleh berbagai emosi yang mendasari, bukan hanya sekadar penolakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Apa yang tampak sebagai kemarahan mungkin sebenarnya merupakan perwujudan dari perasaan lain seperti ketakutan, kecemasan, kesedihan, atau bahkan rasa tidak aman.
Salah satu perasaan yang mungkin mereka rasakan adalah ketakutan.
Mereka bisa saja merasa takut kehilangan Anda, atau mungkin terpengaruh oleh stereotip yang mereka miliki tentang Islam dan umat Muslim.
Ketakutan ini sering kali tidak diungkapkan secara langsung, tetapi dapat terlihat dari cara mereka bereaksi.
Selain itu, mereka juga mungkin cemas tentang bagaimana keputusan Anda akan memengaruhi hidup mereka, hubungan dengan Anda, atau dinamika keluarga secara keseluruhan.
Kecemasan juga bisa muncul karena mereka tidak tahu apa yang akan terjadi setelah Anda memeluk agama baru.
Mereka mungkin merasa khawatir akan perubahan yang bisa terjadi pada hubungan atau interaksi sehari-hari.
Perasaan sedih juga bisa hadir, karena mereka merasa kehilangan “versi lama” dari diri Anda yang mereka kenal, atau khawatir akan terjadinya jarak emosional antara Anda dan mereka.
Di balik semua emosi ini, ada kemungkinan bahwa orang-orang terdekat tidak benar-benar menyadari perasaan mereka yang sebenarnya.
Mereka mungkin tidak tahu bagaimana cara mengidentifikasi, apalagi mengungkapkan, perasaan seperti “Saya mencintaimu dan saya tidak ingin kehilanganmu.”
Hal ini sering membuat mereka kesulitan untuk berbicara dengan jujur tentang ketakutan atau kecemasan mereka, yang akhirnya berubah menjadi reaksi yang tampak penuh amarah.
Ketika menghadapi reaksi negatif seperti ini, penting bagi Anda untuk tetap tenang dan mencoba memahami bahwa apa yang mereka rasakan mungkin lebih kompleks daripada sekadar penolakan terhadap agama baru Anda.
Jika seseorang mulai marah atau meluapkan emosi ketika Anda memberitahu tentang keputusan untuk memeluk Islam, cobalah untuk merespon dengan penuh kasih sayang dan pengertian.
Misalnya, Anda bisa mengatakan sesuatu seperti:
“Saya mengerti ini mungkin sulit untuk diterima saat ini. Namun, saya ingin Anda tahu bahwa saya mencintai Anda, dan saya berkomitmen untuk tetap menjadi anak/saudara/teman yang baik bagi Anda. Saya berharap suatu hari nanti Anda bisa mendukung keputusan saya, karena saya bahagia dengan pilihan ini, dan dedikasi saya terhadap Islam membuat saya menjadi pribadi yang lebih baik.”
Dengan cara ini, Anda tidak hanya menunjukkan bahwa Anda memahami kesulitan yang mereka alami, tetapi juga mengkomunikasikan bahwa keputusan Anda untuk memeluk Islam adalah sesuatu yang membawa kebaikan dalam hidup Anda.
Penting untuk meyakinkan mereka bahwa Anda tidak akan mengabaikan hubungan yang ada dan tetap ingin menjalin hubungan baik.
Komunikasi yang terbuka dan penuh cinta seperti ini dapat membantu meredakan ketegangan, meskipun hasilnya mungkin tidak langsung terlihat.
Seiring berjalannya waktu, orang-orang terdekat Anda mungkin akan mulai memahami bahwa keputusan Anda bukanlah ancaman, melainkan langkah menuju peningkatan diri yang positif.
Pada akhirnya, yang paling penting adalah memberikan mereka ruang dan waktu untuk menerima keputusan Anda.
Dengan tetap menunjukkan sikap kasih sayang dan kesabaran, Anda dapat membantu mereka melewati fase sulit ini, sekaligus mempertahankan hubungan yang harmonis dan penuh pengertian.***