SwaraWarta.co.id – Dalam masyarakat modern saat ini, banyak hal yang diterima oleh massa namun bertentangan dengan perintah Allah dan nasihat Nabi Muhammad SAW.
Misalnya, penggunaan bahasa kasar sering dianggap sebagai hal yang biasa dan diterima dalam budaya kita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, banyak hadist sahih yang memperingatkan kita tentang betapa seriusnya dosa penggunaan bahasa kasar ini.
Bahkan Allah melarang penggunaan bahasa kasar dalam ayat kesebelas Surah Al-Hujurat.
Dalam konteks ini, sabar (kesabaran) berarti mengutamakan perintah Allah dan nasihat Nabi Muhammad SAW di atas apa yang dianggap wajar oleh masyarakat atau dunia.
Kesabaran di sini adalah tentang menempatkan ketetapan Allah di atas hukum masyarakat atau praktik yang diterima secara umum, dan berusaha keras untuk tetap teguh dalam upaya tersebut.
Sabar ‘an al-ma’siyyah, atau kesabaran dalam menahan diri dari perbuatan yang dilarang, merupakan sebuah tantangan yang tidak bisa dianggap remeh.
Di era di mana norma-norma sosial sering kali menyimpang dari ajaran agama, menjaga diri dari melakukan hal-hal yang dilarang membutuhkan kekuatan iman dan kesungguhan hati.
Misalnya, jika masyarakat umum menganggap bahwa berbicara dengan kata-kata kasar adalah hal yang biasa dan tidak masalah, maka kita sebagai Muslim dituntut untuk tetap mematuhi perintah Allah yang melarangnya.
Kesabaran dalam konteks ini juga berarti menjaga diri dari godaan untuk mengikuti apa yang dianggap sebagai tren atau kebiasaan masyarakat, terutama jika hal tersebut bertentangan dengan ajaran agama.
Ini bisa meliputi berbagai aspek kehidupan, dari cara berbicara, perilaku sehari-hari, hingga cara kita berinteraksi dengan orang lain.
Mengutamakan perintah Allah dan nasihat Nabi Muhammad SAW berarti kita harus siap untuk menentang arus jika perlu, demi menjaga keimanan dan ketaqwaan kita.
Dalam menghadapi situasi di mana kita harus menahan diri dari melakukan perbuatan yang dilarang, penting untuk memiliki kesadaran dan pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama.
Ini tidak hanya membantu kita untuk tetap teguh dalam menghadapi tantangan, tetapi juga memperkuat tekad kita untuk selalu mengikuti jalan yang benar.
Menjadi seorang Muslim yang sabar dalam menahan diri dari perbuatan dosa bukanlah hal yang mudah, tetapi ini adalah bagian dari usaha kita untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.
Oleh karena itu, setiap kali kita dihadapkan pada pilihan antara mengikuti praktik yang diterima oleh masyarakat dan mematuhi perintah Allah,
kita harus ingat bahwa kesabaran kita dalam menahan diri dari perbuatan yang dilarang adalah bentuk ibadah yang sangat dihargai.
Kesabaran ini tidak hanya memperkuat iman kita tetapi juga memberikan teladan bagi orang lain tentang pentingnya mengikuti ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan berpegang teguh pada ajaran Allah dan sunnah Nabi Muhammad SAW, kita dapat menjalani hidup dengan penuh keberkahan dan mendapatkan ridha Allah.
Semoga kita selalu diberi kekuatan dan kesabaran untuk menahan diri dari perbuatan dosa, serta terus berusaha untuk mengikuti jalan yang diridhai-Nya.***