SwaraWarta.co.id – Kebakaran hutan terjadi di kawasan Bukit Anak Dara, yang terletak di kaki Gunung Rinjani, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Peristiwa ini dilaporkan terjadi sejak Sabtu malam (30/08) dan hingga saat ini, api masih belum berhasil dipadamkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lalu Iskandar, Kepala Seksi Perlindungan di Balai Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Rinjani Timur di Kabupaten Lombok Timur, mengungkapkan bahwa hingga siang hari pada Minggu, api masih menyala di beberapa titik.
Pihaknya sedang berupaya keras untuk mengendalikan situasi agar api tidak semakin meluas.
Menurut Lalu Iskandar, penyebab pasti kebakaran masih belum diketahui.
Saat ini, pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap titik-titik api yang masih aktif.
Upaya dilakukan dengan mengawasi dan mengendalikan api agar tidak merambat lebih jauh. “Kami sedang mengawasi titik api, supaya tidak meluas,” ujarnya.
Selain upaya pemadaman, KPH Rinjani Timur juga mengeluarkan imbauan kepada para pendaki yang berada di area tersebut.
Mereka diminta segera turun ke areal basecamp registrasi guna menghindari potensi bahaya yang lebih besar.
Salah satu pendaki, Riki, memberikan kesaksian bahwa awalnya api di kawasan Bukit Anak Dara hanya terlihat kecil.
Namun, karena tiupan angin yang kencang dan kondisi cuaca yang kering, api kemudian membesar dan menjalar hingga ke jalur pendakian.
Riki menceritakan bahwa kebakaran yang terjadi membuat beberapa pendaki harus segera turun dari gunung untuk menghindari bahaya.
Petugas di lapangan, termasuk anggota Balai KPH Rinjani Timur, kini tengah berusaha melakukan berbagai upaya pemadaman.
Mereka menggunakan peralatan sederhana karena kondisi medan yang sulit dijangkau oleh kendaraan pemadam kebakaran.
Medan yang berbukit dan jauh dari akses jalan utama menjadi tantangan tersendiri bagi para petugas dalam menangani kebakaran ini.
Hingga saat ini, KPH Rinjani Timur bersama dengan tim gabungan lainnya terus berupaya untuk memadamkan api dan mencegah kebakaran meluas ke wilayah lain.
Lalu Iskandar menambahkan bahwa angin kencang dan cuaca yang sangat kering di kawasan tersebut menjadi faktor yang menyulitkan pemadaman api.
Namun, upaya maksimal terus dilakukan untuk meminimalisasi dampak kebakaran ini.
Kebakaran di Bukit Anak Dara ini kembali mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap ancaman kebakaran hutan, terutama di musim kemarau.
Pendaki dan pengunjung kawasan wisata alam diimbau untuk selalu berhati-hati dan mengikuti aturan yang ada guna mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Selain itu, kerjasama semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, sangat diperlukan untuk menjaga kelestarian alam dan mencegah kebakaran yang bisa merusak ekosistem serta mengancam keselamatan manusia.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai korban jiwa, namun kerugian materi akibat kebakaran tersebut diperkirakan cukup besar.
Masyarakat di sekitar kawasan Bukit Anak Dara juga diminta untuk tetap waspada dan segera melaporkan kepada pihak berwenang jika melihat tanda-tanda kebakaran lain yang mungkin muncul di sekitar mereka.
Dengan kondisi cuaca yang kering dan angin yang tidak menentu, masyarakat dan pendaki di sekitar Gunung Rinjani diharapkan dapat lebih berhati-hati dan waspada terhadap potensi bahaya kebakaran hutan yang sewaktu-waktu dapat kembali terjadi.***