Swarawarta.co.id – Karakteristik ajaran Islam memang terkenal di sejumlah wilayah Indonesia mulai dari Jawa hingga Nusantara lainnya.
Bagaimana Karakteristik Ajaran Islam?
Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Sebagai agama yang sempurna dan komprehensif, ajaran Islam memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari agama atau sistem kepercayaan lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Karakteristik ini mencerminkan keuniversalan dan kemuliaan ajaran yang mengatur segala aspek kehidupan manusia, baik spiritual, sosial, maupun material.
Berikut adalah beberapa karakteristik utama ajaran Islam.
1. Tauhid (Monoteisme)
Karakteristik paling mendasar dari ajaran Islam adalah kepercayaan kepada keesaan Allah (tauhid). Islam mengajarkan bahwa hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah SWT, yang berhak disembah.
Konsep tauhid ini tidak hanya terkait dengan keyakinan, tetapi juga mempengaruhi seluruh aspek kehidupan seorang Muslim.
Tauhid mengajarkan bahwa segala sesuatu di dunia ini bergantung kepada Allah, dan setiap tindakan yang dilakukan harus didasarkan pada kepatuhan dan pengabdian kepada-Nya.
Tauhid juga menegaskan bahwa tidak ada perantara antara manusia dan Tuhan, dan bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta.
Ajaran ini mencakup tauhid rububiyah (keesaan dalam penciptaan dan pengaturan), tauhid uluhiyah (keesaan dalam ibadah), dan tauhid asma wa sifat (keesaan dalam nama dan sifat-sifat Allah)
2 . Universalitas
Islam adalah agama yang bersifat universal, artinya ajaran-ajarannya berlaku bagi seluruh umat manusia tanpa memandang suku, bangsa, atau status sosial.
Nabi Muhammad SAW diutus sebagai rasul untuk seluruh umat manusia, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
“Dan tidaklah Kami mengutusmu (Muhammad) melainkan untuk seluruh umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.” (QS. Saba’: 28).
Baca Juga: Inilah Tata Cara Sholat Jenazah Secara Lengkap
Karakter universal ini menjadikan Islam relevan di setiap tempat dan zaman.
Prinsip-prinsip Islam dapat diterapkan dalam berbagai kondisi masyarakat dan kebudayaan, sehingga Islam tetap relevan dan solutif dalam menghadapi tantangan zaman.
3. Keseimbangan (Tawazun)
Islam mengajarkan keseimbangan dalam semua aspek kehidupan, baik antara dunia dan akhirat, antara spiritual dan material, maupun antara hak-hak individu dan masyarakat.
Ajaran Islam tidak memisahkan kehidupan dunia dari kehidupan akhirat, tetapi justru menekankan bahwa keberhasilan di akhirat dapat dicapai dengan cara menjalani kehidupan dunia secara benar.
Sebagai contoh, dalam hal ibadah, seorang Muslim diperintahkan untuk mendirikan salat, berpuasa, dan berzakat sebagai bentuk ketaatan kepada Allah.
Namun, Islam juga menganjurkan umatnya untuk bekerja keras, berusaha mencari nafkah, dan berkontribusi dalam kehidupan sosial.
Hal ini menunjukkan bahwa Islam tidak hanya mengutamakan aspek spiritual, tetapi juga memperhatikan aspek material dan sosial manusia.
4. Kesempurnaan (Syumuliyah)
Ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.
Islam bukan hanya agama yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan antar sesama manusia, hubungan manusia dengan alam, serta memberikan pedoman dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW memberikan panduan dalam semua aspek kehidupan, baik yang bersifat individual maupun kolektif.
Baca Juga: Inilah Cara Melaksanakan Salat Ghaib: Umat Islam Wajib Tahu!
Mulai dari ibadah, muamalah (interaksi sosial), hukum, hingga etika dan moralitas, semuanya diatur dalam ajaran Islam.
Kesempurnaan ini menjadikan Islam sebagai agama yang komprehensif dan mampu memberikan solusi bagi setiap masalah kehidupan manusia.
5.Moderasi (Wasathiyah)
Islam menekankan sikap moderat dalam menjalani kehidupan, yang berarti tidak ekstrem dalam satu sisi, baik dalam hal agama maupun kehidupan sehari-hari.
Prinsip moderasi ini ditegaskan dalam Al-Qur’an: “Dan demikianlah Kami jadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan…” (QS. Al-Baqarah: 143).
Dalam beribadah, Islam menghindari sikap berlebihan yang bisa mengarah pada fanatisme, namun juga mencegah sikap lalai yang bisa mengakibatkan kemalasan dalam menjalankan perintah agama.
Prinsip wasathiyah ini menjadikan Islam sebagai agama yang fleksibel dan dapat diterima oleh berbagai kalangan, tanpa mengorbankan nilai-nilai inti dari ajaran Islam.
6. Ajaran Keadilan
Keadilan adalah salah satu pilar utama dalam ajaran Islam. Islam mengajarkan bahwa keadilan harus ditegakkan dalam semua aspek kehidupan, baik dalam hubungan sosial, hukum, ekonomi, maupun politik.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan...” (QS. An-Nahl: 90).
Keadilan dalam Islam mencakup keadilan individu maupun sosial. Setiap individu memiliki hak dan kewajiban yang harus dipenuhi sesuai dengan posisinya dalam masyarakat.
Islam juga menekankan pentingnya menegakkan keadilan tanpa pandang bulu, baik terhadap diri sendiri, keluarga, maupun orang lain.