SwaraWarta.co.id– Prof. Dr. Quraish Shihab menjelaskan bahwa tidak semua Ahl al-Kitab memiliki sikap yang sama. Oleh karena itu, Al-Qur’an memberikan pendekatan yang berbeda terhadap mereka, sesuai dengan sikap mereka masing-masing.
Dalam bukunya yang berjudul “Wawasan al-Quran, Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat“, Quraish Shihab menguraikan bahwa banyak ayat yang menggunakan istilah Ahl al-Kitab menunjukkan adanya pendekatan yang ramah dan bersahabat, meskipun Al-Qur’an juga mengakui adanya perbedaan keyakinan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai contoh, dalam firman Allah, “Janganlah kamu berdebat dengan Ahl al-Kitab kecuali dengan cara yang paling baik, kecuali terhadap orang-orang yang zalim di antara mereka” (QS Al-‘Ankabut [29]: 46).
Beberapa kitab tafsir dan catatan kaki Al-Qur’an menjelaskan bahwa “orang-orang zalim” dalam ayat tersebut adalah mereka yang, setelah diberikan penjelasan yang baik, masih terus membantah, menolak, dan menunjukkan permusuhan.
Kaum Muslim pada dasarnya menginginkan adanya kata sepakat dari semua pihak, termasuk Ahl al-Kitab. Jika hal ini tidak tercapai, maka diharapkan mereka tidak mengganggu atau menghalangi kaum Muslim dalam menjalankan ibadah mereka. Dalam konteks ini, Al-Qur’an memerintahkan Nabi Muhammad SAW :
“Hai Ahl Al-Kitab, marilah kepada satu kata sepakat antara kita yang tidak ada perselisihan di antara kami dan kamu, yakni bahwa kita tidak menyembah kecuali Allah, dan kita tidak mempersekutukan Dia dengan sesuatu pun, dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain dari Allah. Jika mereka berpaling, maka katakanlah (kepada mereka), ‘Saksikanlah (akuilah) bahwa kami adalah orang-orang Muslim (yang menyerahkan diri kepada Allah)”
(QS Ali ‘Imran [3]: 64).
Kata “Sebagian mereka,” Quraish Shihab mengingatkan, karena dalam Al-Qur’an juga menggarisbawahi bahwa:
“Dan sesungguhnya di antara Ahl Al-Kitab ada orang yang beriman kepada Allah, dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu, dan apa yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah, dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya” ( QS Ali ‘Imran [3] : 199).
Quraish Shihab mencatat bahwa banyak dari Ahl al-Kitab yang akhirnya dengan tulus memeluk Islam, salah satunya adalah Abdullah bin Salam. Dalam tafsirnya, Al-Qurthubi mengisahkan bahwa ketika turun firman Allah,
“Orang-orang yang Kami berikan Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenalnya (Muhammad SAW) seperti mereka mengenal anak-anak mereka” (QS Al-Baqarah [2]: 146)
Umar bin Khattab bertanya kepada Abdullah bin Salam “Apakah engkau mengenal Muhammad sebagaimana engkau mengenal anakmu?” Abdullah menjawab, “Ya, bahkan lebih. ( Malaikat ) yang terpercaya turun dari langit kepada manusia yang terpercaya di bumi, menjelaskan sifat (cirinya), maka kukenal dia; (sedang anakku) aku tidak tahu apa yang telah dilakukan ibunya.”
Penulis : Vahira Mona Luthfita, Jurnalis Magang