Swarawarta.co.id – Apa itu kremasi? Tentu beberapa orang menyebutkan kremasi sebagai pembakaran jenazah yang mirip dengan ngaben.
Apa Itu Kremasi?
Kremasi adalah proses pengubahan jenazah manusia atau hewan menjadi abu melalui pembakaran dalam suhu tinggi.
Proses ini telah menjadi pilihan populer di banyak budaya dan agama di seluruh dunia sebagai alternatif dari penguburan tradisional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga: Jarang disadari Ini Tanda-Tanda datangnya Kematian, Bisa jadi Kamu Mulai Merasakannya!
Sejarah Proses Kremasi
Kremasi bukanlah praktik baru melainkan telah ada sejak ribuan tahun lalu.
Bukti arkeologis menunjukkan bahwa kremasi telah dilakukan sejak Zaman Batu.
Di beberapa budaya, seperti di India dan Jepang, kremasi adalah tradisi yang sudah berlangsung berabad-abad.
Di dunia Barat, kremasi mulai populer pada akhir abad ke-19, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan sanitasi dan penghematan lahan.
Proses Kremasi Jenazah
Berikut ini proses pembakaran jenazah atau lebih sering disebut dengan kremasi:
1. Persiapan Jenazah
Sebelum kremasi dilakukan, jenazah akan disiapkan oleh staf profesional di krematorium.
Ini melibatkan pembersihan, pemberian pakaian, dan pengangkutan jenazah ke tempat kremasi.
2. Pengaturan dalam Peti Kremasi
Jenazah biasanya ditempatkan dalam peti kremasi yang terbuat dari bahan yang mudah terbakar, seperti kayu ringan, kardus, atau papan partikel.
Baca Juga: Bisa Berujung Kematian, Ini Penyebab Kucing Demam Berkepanjangan
Peti ini dirancang khusus untuk kremasi dan tidak mengandung logam berat atau bahan lain yang tidak mudah terbakar.
3. Pembakaran Jenazah dalam Peti
Kremasi kemudian dimasukkan ke dalam ruang kremasi, yang juga dikenal sebagai retort.
Suhu di dalam retort dapat mencapai antara 760 hingga 980 derajat Celsius. Proses pembakaran biasanya memakan waktu antara satu hingga tiga jam, tergantung pada ukuran jenazah dan jenis peti.
4. Pendinginan dan Pengumpulan Abu
Setelah pembakaran selesai, sisa-sisa yang tersisa, yang terutama terdiri dari potongan tulang, akan didinginkan selama beberapa waktu.
Setelah itu, sisa-sisa ini akan dihancurkan menjadi partikel halus menggunakan alat yang disebut cremulator. Hasil akhir dari proses ini adalah abu kremasi.
Baca Juga: Dieng Culture Festival 2024: Pesona Tradisi Ruwatan Anak Berambut Gimbal Menarik Ribuan Wisatawan
5. Penyimpanan atau Penggunaan Abu
Abu yang dihasilkan biasanya disimpan dalam sebuah urn (wadah khusus) dan diberikan kepada keluarga untuk disimpan atau diletakkan di tempat yang diinginkan.
Abu bisa diletakkan di kolumbarium, lahan pribadi, atau bahkan disebarkan di lokasi tertentu sesuai keinginan keluarga atau wasiat almarhum.
Kremasi adalah proses yang kompleks namun bermakna, yang telah diadopsi oleh berbagai budaya dan agama sebagai cara untuk menghormati dan merayakan kehidupan orang yang telah meninggal.
Meskipun memiliki tantangan dan pertimbangan tertentu, kremasi terus menjadi pilihan populer dalam pengelolaan jenazah di era modern ini.