Mengenal Apa Itu Kremasi, Proses hingga Sejarahnya! Ternyata Abunya untuk Hal Ini…….

- Redaksi

Sunday, 1 September 2024 - 09:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Apa itu kremasi?
(Dok. Ist)

Apa itu kremasi? (Dok. Ist)

Swarawarta.co.id – Apa itu kremasi? Tentu beberapa orang menyebutkan kremasi sebagai pembakaran jenazah yang mirip dengan ngaben.

Apa Itu Kremasi?

Kremasi adalah proses pengubahan jenazah manusia atau hewan menjadi abu melalui pembakaran dalam suhu tinggi.

Proses ini telah menjadi pilihan populer di banyak budaya dan agama di seluruh dunia sebagai alternatif dari penguburan tradisional.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Baca Juga: Jarang disadari Ini Tanda-Tanda datangnya Kematian, Bisa jadi Kamu Mulai Merasakannya!

Sejarah Proses Kremasi

Kremasi bukanlah praktik baru melainkan telah ada sejak ribuan tahun lalu.

Bukti arkeologis menunjukkan bahwa kremasi telah dilakukan sejak Zaman Batu.

Di beberapa budaya, seperti di India dan Jepang, kremasi adalah tradisi yang sudah berlangsung berabad-abad.

Baca Juga :  Resep Kue Putri Salju yang Bikin Lidah Pasti Pengen Nambah Mulu

Di dunia Barat, kremasi mulai populer pada akhir abad ke-19, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan sanitasi dan penghematan lahan.

Proses Kremasi Jenazah

Berikut ini proses pembakaran jenazah atau lebih sering disebut dengan kremasi:

1. Persiapan Jenazah

Sebelum kremasi dilakukan, jenazah akan disiapkan oleh staf profesional di krematorium.

Ini melibatkan pembersihan, pemberian pakaian, dan pengangkutan jenazah ke tempat kremasi.

2. Pengaturan dalam Peti Kremasi

Jenazah biasanya ditempatkan dalam peti kremasi yang terbuat dari bahan yang mudah terbakar, seperti kayu ringan, kardus, atau papan partikel.

Baca Juga: Bisa Berujung Kematian, Ini Penyebab Kucing Demam Berkepanjangan

Peti ini dirancang khusus untuk kremasi dan tidak mengandung logam berat atau bahan lain yang tidak mudah terbakar.

Baca Juga :  4 Alasan Wanita Susah Berpaling Setelah Berhubungan

3. Pembakaran Jenazah dalam Peti

Kremasi kemudian dimasukkan ke dalam ruang kremasi, yang juga dikenal sebagai retort.

Suhu di dalam retort dapat mencapai antara 760 hingga 980 derajat Celsius. Proses pembakaran biasanya memakan waktu antara satu hingga tiga jam, tergantung pada ukuran jenazah dan jenis peti.

4. Pendinginan dan Pengumpulan Abu

Setelah pembakaran selesai, sisa-sisa yang tersisa, yang terutama terdiri dari potongan tulang, akan didinginkan selama beberapa waktu.

Setelah itu, sisa-sisa ini akan dihancurkan menjadi partikel halus menggunakan alat yang disebut cremulator. Hasil akhir dari proses ini adalah abu kremasi.

Baca Juga: Dieng Culture Festival 2024: Pesona Tradisi Ruwatan Anak Berambut Gimbal Menarik Ribuan Wisatawan

Baca Juga :  Desain Interior Ruangan Tamu Elegan dengan Konsep Minimalis: Tips dan Trik untuk Penataan yang Efisien

5. Penyimpanan atau Penggunaan Abu

Abu yang dihasilkan biasanya disimpan dalam sebuah urn (wadah khusus) dan diberikan kepada keluarga untuk disimpan atau diletakkan di tempat yang diinginkan.

Abu bisa diletakkan di kolumbarium, lahan pribadi, atau bahkan disebarkan di lokasi tertentu sesuai keinginan keluarga atau wasiat almarhum.

Kremasi adalah proses yang kompleks namun bermakna, yang telah diadopsi oleh berbagai budaya dan agama sebagai cara untuk menghormati dan merayakan kehidupan orang yang telah meninggal.

Meskipun memiliki tantangan dan pertimbangan tertentu, kremasi terus menjadi pilihan populer dalam pengelolaan jenazah di era modern ini.

Berita Terkait

Tetap Sehat Setelah Lebaran: Tips Mengatur Pola Makan dan Kolesterol
Perkiraan Cuaca BMKG untuk Selasa, 1 April 2025: Waspada Hujan Petir di Beberapa Wilayah
Apakah Kacang Menyebabkan Jerawat? Ini Penjelasan dan Faktanya
Doa Ziarah Kubur Lebaran Idul Fitri untuk Mengenang dan Mendoakan yang Telah Tiada
Tata Cara Mandi Idul Fitri untuk Wanita: Menyucikan Diri Sambut Hari Kemenangan
Sejarah Ketupat di Indonesia: Dari Filosofi Sunan Kalijaga hingga Hidangan Lebaran
4 Tips Ampuh Hindari Macet Saat Mudik Lebaran, Dijamin Lancar!
1 Syawal 1446 H Berpotensi Jatuh pada 31 Maret 2025, Ini Alasannya

Berita Terkait

Tuesday, 1 April 2025 - 09:37 WIB

Tetap Sehat Setelah Lebaran: Tips Mengatur Pola Makan dan Kolesterol

Tuesday, 1 April 2025 - 09:35 WIB

Perkiraan Cuaca BMKG untuk Selasa, 1 April 2025: Waspada Hujan Petir di Beberapa Wilayah

Tuesday, 1 April 2025 - 08:53 WIB

Apakah Kacang Menyebabkan Jerawat? Ini Penjelasan dan Faktanya

Monday, 31 March 2025 - 07:00 WIB

Doa Ziarah Kubur Lebaran Idul Fitri untuk Mengenang dan Mendoakan yang Telah Tiada

Monday, 31 March 2025 - 05:48 WIB

Tata Cara Mandi Idul Fitri untuk Wanita: Menyucikan Diri Sambut Hari Kemenangan

Berita Terbaru

Tol Cipali (Dok. Ist)

Berita

Hari Kedua Idul Fitri, Arus Mudik di Tol Cipali Masih Padat

Tuesday, 1 Apr 2025 - 10:01 WIB

Torino Tahan Lazio (Dok. Ist)

Olahraga

Torino Tahan Lazio 1-1, Upaya ke Zona Eropa Tersendat

Tuesday, 1 Apr 2025 - 09:55 WIB