SwaraWarta.co.id BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) telah menemukan adanya sesar aktif di perbatasan antara Probolinggo dan Situbondo, Jawa Timur.
Untuk memahami karakteristik dan mekanisme sesar ini, BMKG bersama pemerintah kabupaten setempat melakukan survei udara.
Baca Juga: Setelah Gempa Bumi di Garut, BMKG Waspadai Potensi Longsor dan Banjir
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penelitian ini akan berlangsung mulai Agustus hingga Desember 2024, mencakup wilayah Probolinggo, Situbondo, dan Bondowoso.
Survei akan melalui beberapa tahap, termasuk pengumpulan data, analisis geologi permukaan, geofisika, dan paleoseismologi.
Menurut Rahmat Triyono, Plt Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, hasil survei ini diharapkan bisa memperjelas keberadaan sesar aktif yang dapat memicu gempa bumi.
“Dengan melakukan pemetaan secara rinci keberadaan patahan atau sesar di wilayah Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bondowoso, bisa mengetahui karakteristiknya,” kata Plt Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG Rahmat Triyono, Rabu (14/8).
Sebelumnya, pemetaan pada tahun 2022 menunjukkan beberapa daerah di Jawa Timur memiliki potensi gempa dengan magnitudo signifikan, seperti Probolinggo (5,9 MMI), Pasuruan (6,0 MMI), dan Wongsorejo (5,7 MMI).
Pemerintah Kabupaten Probolinggo menyambut baik upaya BMKG dan berkomitmen menggunakan hasil survei ini untuk menyusun rencana tata ruang yang lebih aman.
“Pemerintah Kabupaten Probolinggo mendukung dan berterima kasih kepada tim BMKG dengan harapan apapun hasilnya nanti menjadi rekomendasi bagi kami untuk penyusunan rencana tata ruang yang akan kita rumuskan,” tuturnya.
Baca Juga: BMKG Peringatkan Puncak Suhu Dingin di Musim Kemarau Ini
BMKG juga mengingatkan bahwa selain daerah pesisir, wilayah dengan sesar di darat juga berisiko terdampak gempa, termasuk yang dipicu oleh potensi energi di selatan Jawa.