SwaraWarta.co.id – Diberitakan pada Selasa, 27 Agustus, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengadakan pertemuan dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, di Riyadh, ibu kota Arab Saudi, untuk mendiskusikan situasi terkini di Gaza.
Menurut laporan kantor berita resmi Palestina, WAFA, kedatangan Abbas di Riyadh pada Senin, 26 Agustus, sebelumnya tidak diumumkan kepada publik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin membahas perkembangan terbaru di wilayah Palestina yang diduduki serta wilayah sekitarnya.
Fokus utama diskusi adalah upaya bersama Palestina dan negara-negara Arab untuk menghentikan agresi Israel yang terus berlangsung di Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem.
Menurut WAFA, Abbas menyoroti bahaya yang ditimbulkan oleh pernyataan dan tindakan Israel, khususnya terkait situs-situs suci Islam dan Kristen.
Selain itu, Abbas menyinggung pernyataan dari Itamar Ben-Gvir, kepala otoritas keamanan Israel dari sayap kanan, tentang rencana pembangunan sinagoge di Masjid Al-Aqsa, yang dinilai Abbas sebagai ancaman serius.
Abbas juga menyampaikan rencananya untuk mengunjungi Gaza bersama beberapa anggota kepemimpinan Palestina.
Menurutnya, kunjungan ini bertujuan untuk menghentikan “genosida terhadap rakyat Palestina,” memastikan penarikan pasukan Israel dari seluruh wilayah Gaza, dan menegaskan kembali bahwa Palestina memiliki kedaulatan penuh atas seluruh wilayahnya, termasuk Gaza dan Tepi Barat.
Pada pertengahan Agustus, Abbas telah menyatakan niatnya untuk mengunjungi Gaza di hadapan parlemen Turki, sekaligus mendesak Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional untuk mendukung langkah tersebut.
Dalam pertemuan di Riyadh, Abbas dan Mohammed bin Salman juga menekankan pentingnya tindakan politik oleh Komite Menteri, yang diberi mandat oleh KTT Luar Biasa Gabungan Arab-Islam dan dipimpin oleh Arab Saudi.
Komite ini bertujuan untuk meningkatkan pengakuan terhadap Negara Palestina dan mengupayakan keanggotaan penuh di PBB.
Putra Mahkota Mohammed bin Salman kembali menegaskan komitmen Arab Saudi yang tak tergoyahkan dalam mendukung hak-hak rakyat Palestina sesuai dengan hukum internasional.
Sementara itu, serangan Israel di Jalur Gaza masih terus berlangsung sejak aksi kelompok Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, meski ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Data dari otoritas kesehatan setempat mencatat bahwa serangan Israel di Gaza telah menyebabkan hampir 40.500 korban tewas di kalangan warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, serta lebih dari 93.500 luka-luka.
Blokade yang terus berlanjut di wilayah tersebut juga menyebabkan krisis pangan, kekurangan air bersih, dan kelangkaan obat-obatan yang sangat parah, sehingga sebagian besar wilayah Gaza mengalami kehancuran.
Israel saat ini menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional, yang sebelumnya telah memerintahkan penghentian operasi militer di kota Rafah, bagian selatan Gaza.
Lebih dari satu juta warga Palestina telah mencari perlindungan di wilayah tersebut sebelum diserang pada 6 Mei.
Pertemuan ini mempertegas sikap kedua pemimpin dalam mencari solusi untuk konflik yang berkepanjangan di Gaza dan memperjuangkan hak-hak Palestina di kancah internasional.***