SwaraWarta.co.id – Pengertian RIP Routing Information Protocol bisa dikatakan sebagai salah satu protokol routing tertua penggunaannya dan tentunya paling sederhana digunakan di dalam jaringan komputer.
Mengingat pada tahun 1980-an, RIP telah mengalami beberapa kali revisi, dengan versi yang paling banyak digunakan adalah RIP versi 2 (RIPv2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
RIP adalah protokol jarak-vektor yang berfungsi dengan memberikan pertukaran informasi routing antara router dalam jaringan.
Mari kita telusuri lebih lanjut mengenai RIP, cara kerja, dan relevansinya di dunia jaringan modern.
RIP adalah protokol gateway interior (Interior Gateway Protocol, IGP) yang digunakan untuk pertukaran informasi routing di dalam satu sistem otonom (AS).
Protokol ini menggunakan metrik hop count, yaitu jumlah hop atau kemacetan antar router untuk mencapai tujuan tertentu.
Jumlah hop maksimum dalam RIP adalah 15, yang membatasi penggunaan RIP pada jaringan skala kecil hingga menengah.
RIP bekerja dengan mengirimkan pembaruan routing secara periodik antara router.
Setiap router mempertahankan tabel routing yang berisi informasi mengenai jalur terbaik ke setiap jaringan tujuan.
Tabel ini diperbarui berdasarkan informasi yang diterima dari router tetangga.
1. Pembentukan Tabel Routing:
Setiap router membuat tabel routing yang berisi informasi mengenai jalur terbaik ke setiap jaringan tujuan.
2. Rute Pertukaran Pembaruan:
Router RIP saling bertukar pembaruan routing dengan router tetangga. Pembaruan ini berisi informasi tentang jalur terbaik ke setiap jaringan tujuan.
3. Pembaruan Tabel Routing:
Setiap router memperbarui tabel routing berdasarkan informasi yang diterima dari router tetangga.
4. Pemilihan Rute:
Router memilih jalur terbaik ke setiap jaringan tujuan berdasarkan tabel routing.
5. Pengiriman Paket:
Router meneruskan paket ke router berikutnya berdasarkan tabel routing.
Fitur Utama RIP
1. Metrik Jumlah Hop:
Menggunakan metrik jumlah hop untuk menentukan jalur terbaik ke tujuan.
2. Pembaruan Routing Berkala:
Mengirimkan pembaruan routing secara periodik setiap 30 detik.
3. Cakrawala Terbelah:
Terjadinya looping routing dengan tidak mengiklankan jalur kembali melalui antarmuka asal.
4. Keracunan Rute:
Mengiklankan rute yang tidak dapat dijangkau dengan metrik tak terbatas untuk memberi tahu router lain bahwa rute tersebut tidak boleh digunakan.
5. Otentikasi (RIPv2):
Menyediakan dukungan izin untuk meningkatkan keamanan.
Kelebihan dan Kekurangan RIP
Kelebihan:
– Mudah dikonfigurasi dan dipelihara.
– Mendukung routing classful dan subnetting.
– Mendukung loadbalancing, yang memungkinkan distribusi lalu lintas di beberapa jalur.
Kekurangan:
– Skalabilitas terbatas, tidak cocok untuk jaringan besar.
– Konvergensi lambat, memerlukan waktu untuk memperbarui tabel routing.
– Fitur keamanan terbatas, rentan terhadap serangan.
Relevansi Jaringan Modern
Meskipun RIP telah digantikan oleh protokol routing yang lebih canggih seperti OSPF (Open Shortest Path First) dan EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) di jaringan besar dan kompleks, RIP masih digunakan di jaringan yang lebih kecil atau sebagai protokol warisan di lingkungan tertentu.
Kesederhanaannya membuat RIP mudah dikonfigurasi dan diterapkan, terutama dalam skenario di mana protokol routing yang lebih canggih mungkin tidak diperlukan.
Secara keseluruhan, pemilihan protokol routing bergantung pada kebutuhan jaringan dan tingkat keahlian administrator jaringan.
RIP cocok untuk jaringan kecil hingga menengah dengan topologi sederhana, sementara protokol lain seperti OSPF lebih sesuai untuk jaringan besar dengan topologi kompleks.***