Krisis Pangan Gaza: Ribuan Warga Menghadapi Kelaparan Akut

- Redaksi

Saturday, 24 August 2024 - 19:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

SwaraWarta.co.id – Diberitakan bahwa lebih dari 10 bulan setelah konflik IsraelPalestina kembali memanas pada 7 Oktober 2023, kondisi di Jalur Gaza semakin memburuk.

Ratusan ribu warga Gaza kini harus menghadapi antrean panjang setiap harinya untuk memperoleh bantuan makanan yang jumlahnya semakin menipis.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketergantungan mereka terhadap bantuan kemanusiaan semakin meningkat karena kelangkaan pangan yang semakin parah di wilayah tersebut.

Berdasarkan laporan terbaru dari Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP), sekitar 96 % penduduk Gaza kini mengalami tingkat kerawanan pangan yang sangat tinggi.

Dari jumlah tersebut, sekitar 2,15 juta orang dihadapkan pada ancaman kelaparan yang berada di tingkat “krisis” atau bahkan lebih buruk lagi.

Lebih mengkhawatirkan, hampir setengah juta dari populasi tersebut kini berada dalam kondisi yang digambarkan sebagai “bencana.”

Baca Juga :  Terungkap, Ternyata Mahasiswa Depok yang jadi Korban Pembunuhan Pacarnya Sendiri sedang Hamil 9 Bulan

Kondisi ini diperparah oleh berbagai hambatan yang muncul akibat konflik yang terus berlanjut.

WFP menyoroti bahwa pertikaian yang masih berlangsung, infrastruktur yang rusak, serta gangguan terhadap ketertiban umum telah sangat menghambat operasi distribusi makanan.

Situasi ini menyebabkan berkurangnya pasokan makanan yang dapat didistribusikan ke masyarakat yang sangat membutuhkannya.

Gangguan distribusi makanan tidak hanya terjadi karena infrastruktur yang rusak, tetapi juga karena kondisi keamanan yang tidak menentu.

Banyak jalur distribusi yang terpaksa ditutup atau dialihkan karena kekhawatiran akan keselamatan para pekerja kemanusiaan.

Situasi ini memperburuk kondisi warga yang sudah menderita akibat kurangnya akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan dan air bersih.

Baca Juga :  Pengamen Asal Madiun Ditangkap Polisi Usai Bawa Kabur Bocah SD Ke Ponorogo

Warga Gaza tidak hanya menghadapi kelangkaan pangan, tetapi juga peningkatan harga barang-barang kebutuhan pokok.

Harga pangan meroket di pasar lokal akibat keterbatasan pasokan, membuat banyak keluarga tidak mampu membeli makanan yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup.

Kondisi ini memperburuk ketidakpastian dan penderitaan di kalangan masyarakat Gaza.

Upaya internasional untuk membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza terus berlanjut, tetapi tantangan besar tetap ada.

Komunitas internasional, termasuk badan-badan PBB dan organisasi non-pemerintah, berusaha untuk memastikan bantuan makanan dan kebutuhan dasar lainnya bisa masuk ke wilayah yang terisolasi ini.

Namun, tanpa solusi jangka panjang untuk mengakhiri konflik dan memperbaiki infrastruktur yang rusak, bantuan yang ada hanya mampu memberikan solusi sementara.

Baca Juga :  Tangis Aldi di Sidang PK: Kesaksian Penyiksaan dalam Kasus Vina Cirebon

Dengan krisis yang semakin parah, diperlukan perhatian mendesak dari berbagai pihak untuk mengatasi kerawanan pangan di Gaza.

Kolaborasi yang lebih erat antara badan-badan kemanusiaan internasional dan upaya diplomasi yang intensif dibutuhkan untuk menciptakan jalur aman bagi pengiriman bantuan.

Hanya dengan cara ini, kebutuhan mendasar warga Gaza dapat terpenuhi, dan penderitaan mereka dapat berkurang di tengah situasi yang semakin tidak menentu.

Kondisi ini menyoroti perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dalam menangani krisis kemanusiaan di Gaza.

Selain bantuan langsung, perlu juga upaya untuk memperbaiki infrastruktur, membuka jalur perdagangan, dan menciptakan kondisi yang aman bagi warga untuk menjalani kehidupan sehari-hari.

Tanpa langkah-langkah ini, ancaman kelaparan yang dihadapi oleh jutaan orang di Gaza akan terus memburuk.***

Berita Terkait

Letusan Gunung Dukono Capai 346 Kali, Masyarakat Diminta Waspada
Pemerintah Rencanakan Perubahan Mekanisme Pengangkatan Guru Honorer Jadi ASN Mulai 2025
Startup Indonesia Dominasi ASEAN Digital Awards 2025, Raih 9 Penghargaan Internasional
ASN Boleh Berpoligami, Aktivis Perempuan Menilai Kebijakan Ini Merugikan Perempuan
Banjir Rendam 18 Desa di Pandeglang, Ribuan Rumah Tergenang
Belajar dari Glodok Plaza, Damkar Sarankan Gedung Punya Sertifikasi
Gunakan Skema Ponzi, Polisi Berhasil Ringkus Pelaku Arisan Bodong
Ziarah ke Makam Kiai Ageng Muhammad Besari: Tradisi, Silaturahmi, dan Nilai Sejarah di Ponorogo

Berita Terkait

Saturday, 18 January 2025 - 18:21 WIB

Pemerintah Rencanakan Perubahan Mekanisme Pengangkatan Guru Honorer Jadi ASN Mulai 2025

Saturday, 18 January 2025 - 18:15 WIB

Startup Indonesia Dominasi ASEAN Digital Awards 2025, Raih 9 Penghargaan Internasional

Saturday, 18 January 2025 - 18:07 WIB

ASN Boleh Berpoligami, Aktivis Perempuan Menilai Kebijakan Ini Merugikan Perempuan

Saturday, 18 January 2025 - 17:58 WIB

Banjir Rendam 18 Desa di Pandeglang, Ribuan Rumah Tergenang

Saturday, 18 January 2025 - 16:44 WIB

Belajar dari Glodok Plaza, Damkar Sarankan Gedung Punya Sertifikasi

Berita Terbaru