SwaraWarta.co.id– Kontroversi menyelimuti cabang olahraga tinju putri di Olimpiade Paris 2024, di mana dua atlet dicurigai sebagai laki-laki namun berkompetisi di kategori putri.
Dua petinju tersebut, Imane Khelif(25) dari Aljazair dan Lin Yu-ting(28) dari Taiwan, menarik perhatian saat berpartisipasi dalam Olimpiade Paris 2024. Keduanya bukanlah pendatang baru dalam dunia tinju.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan data dari BoxRec.com, Khelif telah berkompetisi dalam 50 pertand
ingan amatir dan profesional, dengan catatan 37 kemenangan dan 9 kekalahan.
Sementara itu, Lin telah mengikuti 57 laga di tingkat amatir dan profesional, meraih 40 kemenangan dan 14 kekalahan. Dia juga pernah berkompetisi di Asian Games, meraih medali perunggu pada tahun 2018 di Jakarta-Palembang dan medali emas di Hangzhou 2022.
Kontroversi mulai muncul pada tahun 2023 ketika kedua petinju tersebut didiskualifikasi dari Kejuaraan Tinju Dunia Putri oleh International Boxing Association (IBA).
Informasi dari Komite Olimpiade Internasional juga menunjukkan Imane Khelif dari Aljazair didiskualifikasi di New Delhi karena gagal dalam tes kadar testosteron.
Presiden IBA, Umar Kremlev, mengungkapkan bahwa Lin dan Khelif memiliki kromosom XY, yang biasanya ditemukan pada laki-laki, sementara perempuan memiliki dua kromosom X.
“Menurut hasil tes DNA, kami mengidentifikasi sejumlah atlet yang mencoba menipu kolega mereka dengan tampil seperti perempuan. Atlet seperti mereka telah dikeluarkan dari kompetisi,” ucap Umar Kremlev mengomentari pencoretan Khelif dan Lin.
Masalahnya, IBA tak lagi menjadi anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) sejak dibekukan pada Juni 2023.
Akibatnya, rekomendasi IBA tidak berlaku untuk Olimpiade Paris 2024 yang diselenggarakan oleh IOC. IOC kemudian membentuk tim Boxing Unit sebagai badan ad-hoc untuk menetapkan standar kelayakan gender bagi atlet.
“Semua atlet yang berpartisipasi dalam turnamen tinju Olimpiade Paris 2024 mematuhi peraturan kelayakan dan pendaftaran kompetisi, serta semua peraturan medis yang berlaku sesuai dengan aturan 1.4 dan 3.1 dari Unit Tinju Paris 2024,” kata IOC dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters.
Setelah melakukan serangkaian tes, IOC menyatakan bahwa Khelif dan Lin memenuhi syarat untuk berkompetisi di kategori tinju putri Olimpiade Paris 2024. Partisipasi kedua atlet ini di kategori perempuan memicu protes dari berbagai pihak.
Protes tersebut timbul karena kekhawatiran, bahwa hal ini dapat menyebabkan kesenjangan antara atlet laki-laki dan perempuan.
Penulis : Vahira Mona Luthfita, Siswi Magang, SMAN 1 PONOROGO