SwaraWarta.co.id – Diberitakan, Joni Si Bocah Merah Putih yang akrab dengan nama Yohanes Ande Kalla, kembali mendapat perhatian dari pihak militer.
Pada Selasa pagi, Joni dipanggil oleh Komandan Kodim 1605/Belu, Letkol Arh Suhardi, untuk menghadap ke Markas Kodim Belu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepada media, Joni mengungkapkan bahwa dia menerima telepon untuk hadir di Makodim Belu, namun belum mengetahui secara jelas tujuan dari panggilan tersebut.
Joni juga mengaku telah dihubungi oleh Ajenrem Korem 161/Wira Sakti dan diminta untuk segera kembali ke Kota Kupang guna bertemu dengan pihak Ajenrem.
Namun dia masih belum mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai alasan pemanggilannya ke Makorem 161/Wira Sakti Kupang.
Dia berharap bahwa setelah bertemu dengan Komandan Kodim, barulah dia akan mengetahui alasan di balik pemanggilan tersebut.
Joni, yang dikenal luas berkat aksinya yang viral pada tahun 2018, memiliki cerita menarik di balik perjalanan hidupnya.
Saat itu, dia masih duduk di bangku sekolah dasar dan menjadi terkenal karena aksinya yang heroik dalam upacara HUT RI di Kabupaten Belu.
Joni memajang tiang bendera Merah Putih ketika tali bendera tersangkut, sebuah tindakan yang mendapatkan pujian luas.
Ketenaran Joni kemudian dibawa ke Istana Negara, di mana dia bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi menanyakan cita-cita Joni, dan Joni menyatakan keinginannya untuk menjadi tentara.
Jokowi kemudian menyarankan Joni untuk bertemu dengan Panglima TNI dan berjanji bahwa Joni akan diterima menjadi anggota TNI.
Namun, perjalanan Joni tidak mulus seperti yang diharapkan. Setelah mengikuti seleksi penerimaan Bintara TNI AD pada tahun 2024, Joni dinyatakan tidak lulus pada tahap awal.
Masalah utama yang menghambatnya adalah tinggi badan yang tidak memenuhi syarat, yakni 155,8 cm dibandingkan dengan syarat minimal 163 cm.
Oleh karena itu, Joni diminta untuk mengikuti tes ulang pada tahun 2025.
Kekecewaan Joni atas hasil seleksi awal tersebut sangat mendalam. Dia mengungkapkan rasa kecewa karena tidak berhasil memenuhi kriteria fisik yang ditetapkan.
Meskipun demikian, Joni tetap bertekad untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik dan berencana untuk mengikuti tes kembali tahun depan.
Cerita Joni mencerminkan tekad dan semangatnya dalam mengejar cita-cita meskipun menghadapi berbagai tantangan.
Momen ini juga menyoroti pentingnya persiapan fisik dalam proses seleksi untuk bergabung dengan angkatan bersenjata.
Dengan keteguhan hati dan persiapan yang matang, Joni berusaha mewujudkan impian yang telah dia idamkan sejak lama.***