Mohammad Javad Zarif Wakil Presiden Iran mengundurkan diri dari posisinya setelah 11 Hari Menjabat, sontak hal ini langsung menjadi perhatian dunia. Dalam pengumumannya, ia mengungkapkan alasan yang mendorong keputusannya, salah satu alasan nya adalah kekecewaan terhadap susunan kabinet pemerintahan Presiden Masoud Pezeshkian.
“Saya merasa malu karena saya tidak bisa menerapkan, dengan cara yang layak, pendapat pakar dari komite-komite (yang bertanggung jawab untuk memilih para kandidat) dan mencapai inklusi perempuan, pemuda dan kelompok etnis, seperti yang telah saya janjikan,” jelas Zarif dalam pernyataannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut laporan detikSumut yang mengutip detiknews, Zarif mengumumkan pengunduran dirinya melalui media sosial X, Senin (12/8) waktu setempat.
“Saya mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden untuk urusan strategis pekan lalu,” tulis Zarif dalam pernyataan via media sosial Χ.
Mohammad Javad Zarif adalah orang yang cukup terkenal di Iran, sebelumnya ia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dan terlibat dalam perundingan kesepakatan nuklir Teheran pada tahun 2015 dengan negara-negara besar.
Kekecewaan utama yang menyebabkan ia mengundurkan diri adalah kekecewaan terhadap kabinet baru yang terdiri dari 19 menteri. Yang disusun oleh Presiden Pezeshkian, yang merupakan seorang reformis.
Pada Minggu (11/8) Presiden Pezeshkian menyerahkan susunan kabinetnya kepada parlemen Teheran untuk disetujui, yang hanya mencakup satu menteri wanita.
Usulan kabinet tersebut mendapat kritik dari berbagai kalangan reformis di Iran, terutama karena adanya anggota konservatif dari pemerintahan mendiang Presiden Ebrahim Raisi.
“Pesan saya… bukanlah tanda penyesalan atau kekecewaan terhadap Dr Pezeshkian atau penolakan terhadap realisme; melainkan karena meragukan kegunaan saya sebagai Wakil Presiden untuk urusan strategis,” Tukas Zarif dikutip dari detik sumut
Penulis : Pipit Adila Wati, Siswi Magang, SMAN 1 PONOROGO.