SwaraWarta.co.id Manusia diciptakan oleh Allah Ta’ala dengan berbagai suku bangsa dan warna kulit, dari yang hitam hingga yang putih.
Manusia juga memiliki berbagai sifat dan perilaku, dari yang sangat baik hingga yang jahat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga: Allahuma Bariklana fi Rajaba Wa Sya Bana wa Balighna Ramadhan Arab, Hafalkan Mulai Sekarang!
Hal ini adalah bagian dari cobaan di dunia, untuk melihat apakah kita mengingat Allah dan hidup sesuai ajaran-Nya atau malah melakukan dosa dan mendurhakai-Nya.
Di sekitar kita, banyak orang yang berbuat salah, tidak hanya kepada Allah tetapi juga kepada sesama manusia.
Ada yang menzalimi, memfitnah, dan menyakiti orang lain karena hatinya penuh dengan kedengkian. Mereka tidak menyadari bahwa perbuatan ini adalah dosa besar, terutama jika orang yang disakiti tidak bersalah.
Dalam Al-Quran, Allah Ta’ala berfirman bahwa orang yang menyakiti sesama tanpa alasan akan mendapatkan dosa yang besar (QS. Al-Ahzab: 58).
Gusti Allah Mboten Sare artinya
Ketika kita menyakiti orang lain, sebenarnya kita juga bermaksiat kepada Allah. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mencegah diri dari perbuatan zalim.
Jika kita adalah korban, kita harus berusaha menghentikan kezaliman tersebut dengan cara yang baik.
Namun, jika semua usaha tidak berhasil, ingatlah bahwa “Gusti Allah Mboten Sare” – Allah tidak pernah tidur. Dia melihat semua perbuatan zalim dan akan membalasnya, baik di dunia maupun di akhirat.
Di akhirat, orang yang zalim akan menanggung beban yang berat. Mereka akan kehilangan amal baiknya, yang akan diberikan kepada orang yang mereka zalimi.
Jika perbuatan zalim terus dilakukan, azabnya akan lebih berat, baik di dunia maupun di akhirat.
Sebagai manusia, kita harus berhati-hati agar tidak menzalimi orang lain dan tidak menyimpan kedengkian dalam hati.
Jika kita menjadi korban kezaliman dan tidak bisa mengubahnya, serahkan semuanya kepada Allah.
Baca Juga: Mengapa Kita Harus Bersyukur Kepada Allah? Simak Begini Alasannya!
Dia akan memberikan balasan yang adil di dunia dan akhirat, karena Allah tidak pernah lalai dan selalu mencatat semua amal perbuatan manusia.