SwaraWarta.co.id – Dari Lumajang diberitakan bahwa Gunung Semeru, yang juga berbatasan dengan Malang, Jawa Timur, kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik-nya dengan serangkaian erupsi yang terjadi pada Minggu, 11 Agustus 2024.
Erupsi yang disertai letusan dan semburan abu vulkanik ini terjadi beberapa kali sejak dini hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Erupsi pertama pada hari itu terjadi pada pukul 05.42 WIB, di mana kolom abu teramati mencapai ketinggian sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Abu vulkanik yang dikeluarkan berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal dan bergerak ke arah utara.
Data dari seismograf menunjukkan amplitudo maksimum sebesar 23 mm dengan durasi erupsi selama 162 detik.
Sekitar setengah jam kemudian, tepatnya pukul 06.12 WIB, Semeru kembali erupsi dengan kolom abu setinggi 500 meter di atas puncak atau sekitar 4.176 mdpl.
Serupa dengan erupsi sebelumnya, abu yang dikeluarkan berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal dan kembali bergerak ke arah utara.
Erupsi kali ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan berlangsung selama 100 detik.
Tidak berselang lama, pukul 06.43 WIB, erupsi ketiga terjadi dengan kolom abu setinggi 500 meter yang teramati di atas puncak atau setinggi 4.176 mdpl.
Seperti dua erupsi sebelumnya, kolom abu bergerak ke arah utara dengan warna putih hingga kelabu dan intensitas tebal.
Durasi erupsi ini tercatat selama 99 detik dengan amplitudo maksimum 22 mm.
Puncaknya, pada pukul 06.49 WIB, Gunung Semeru kembali mengalami erupsi yang lebih signifikan. Kolom abu yang dihasilkan mencapai ketinggian 600 meter di atas puncak atau sekitar 4.276 mdpl.
Kolom abu yang teramati memiliki warna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal, dan kembali bergerak ke arah utara.
Seismograf mencatat amplitudo maksimum sebesar 22 mm dengan durasi erupsi selama 120 detik.
Menurut keterangan tertulis dari Yadi Yuliandi, petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru di Lumajang, Gunung Semeru saat ini berada pada status Level II atau Waspada.
Hal ini berarti aktivitas vulkanik masih berlangsung dan potensi bahaya bagi masyarakat di sekitar gunung masih tinggi.
Oleh karena itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan beberapa rekomendasi penting kepada masyarakat.
Masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh delapan kilometer dari puncak Gunung Semeru, karena wilayah ini berpotensi terkena dampak awan panas dan aliran lahar.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena adanya potensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Masyarakat juga disarankan untuk tidak beraktivitas pada radius 3 Km dari kawah atau puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap lontaran batu pijar yang bisa membahayakan keselamatan orang-orang.
Di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Semeru, seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar.
Potensi lahar juga perlu diwaspadai pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Dengan kondisi yang terus berkembang, masyarakat di sekitar Gunung Semeru diharapkan tetap waspada dan mengikuti arahan dari otoritas terkait untuk menghindari potensi bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas vulkanik ini.***