ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
SD Negeri 2 Karangpatihan di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, membuat para siswa terpaksa menghadiri kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas darurat karena gedung sekolah mereka rusak dan tidak layak dipakai.
Kondisi ini telah terjadi selama beberapa tahun terakhir, sehingga pihak sekolah harus mengadakan KBM di luar kelas untuk sebagian siswa dengan cara menggunakan kelas darurat dan ruang perpustakaan.
“Sengaja kami alihkan ke kelas darurat, karena gedungnya tidak layak. Kondisi bangunan sudah rapuh, rawan jika tetap digunakan,” kata salah satu guru pengajar, Bapak Bambang Sutikno di Ponorogo, Rabu (24/7/2024).
Tiga kelas yang dipindah, yaitu kelas 1, kelas 2, dan kelas 3, dimana ruang kelas tersebut telah dikosongkan,
kelas 1 dipindah menggunakan ruang perpustakaan, dan kelas 2 dan kelas 3 menggunakan kelas darurat yang dibangun dengan sederhana.
Sebenarnya hal yang sama juga terjadi pada ruang kelas 4 dan 5, tetapi pihak sekolah dan siswa lebih memilih bertahan karena sudah tidak ada ruang yang tersedia.
“Kelas 1 sampai 5 kondisinya hampir sama, rusak semua. Kondisi atap sudah rapuh dan kuda-kudanya sudah melengkung,” kata bambang, dikutip dari Antara.
Pihak sekolah juga menerangkan bahwa mereka pernah menerima bantuan dari pemerintah melalui Dana Alokasi Umum (DAU) untuk merenovasi gedung sekolah, tetapi proyek tersebut hanya cukup untuk mendanai renovasi kelas 6 dan ruang guru saja.
“Sudah pernah dapat bantuan dari Pemkab tahun 2022 dan 2023 untuk renovasi kelas 6 dan ruang guru, kalau harapannya ya mau dibangun ulang,” Ujar Bambang.
Penulis : Pipit Adila Wati, Siswi Magang, SMAN 1 PONOROGO.