SwaraWarta.co.id Agus Mulyadi, salah satu pengelola PT Ijen Traveller Indonesia, mengatakan bahwa di biro jasanya ada 17 wisatawan yang terpaksa menunda perjalanan mendaki Ijen.
Meskipun demikian, menurutnya seluruh wisatawan memahami kondisi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tamu yang sudah datang ke Banyuwangi rata-rata memaklumi. Karena ini faktor alam,” terang Agus
Baca Juga: Gunung Dukono di Halmahera Erupsi, Lontaran Abu Vulkanik Mencapai 1,7 KM
Ia mengaku mendapatkan informasi penutupan pada Jumat malam. Meskipun demikian, dirinya tidak mengetahui kapan Ijen kembali dibuka.
“Saat ini Ijen ditutup, dibuka kembali sampai ada pemberitahuan. Karena ada gempa level 1, tapi untuk danau sendiri masih aman,” tegasnya.
Anliang, salah satu wisatawan dari Cina, mengaku sudah ada di Banyuwangi sejak Rabu (10/7).
“Ada teman juga 10 mau mendaki, tapi gagal katanya karena tidak aman untuk kami,” ungkap Anliang.
Meski kecewa, dia bisa menerima kondisi tersebut. Ia berharap Ijen kembali aman sehingga bisa kembali dibuka untuk wisatawan seperti dirinya.
Disamping itu, penutupan gunung Ijen disampaikan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur SE. 1289/K2/BIDTEK.1/KSA/07/2024.
Selain itu, sejak bulan Januari 2023 rekaman RSAM menunjukkan pola yang berfluktuasi meningkat meskipun dalam skala kecil.
Namun pada tanggal 12 Juli, peningkatan energi yang signifikan serta amplitudo membesar.
Baca Juga: Imbas Erupsi Gunung Ibu, 7 Desa Kena Imbas
“Meskipun pada umumnya kegempaan berfluktuasi normal, namun sejak tanggal 12 Juli 2024 pukul 17.00 – 21.00 WIB, rekaman gempa tremor meningkat fluktuatif dengan amplitudo 5-25 mm. Dan sejak sekitar pukul 21.10 WIB rekaman gempa tremor dengan amplitude > 46 mm (overscale),” tambahnya.