SwaraWarta.co.id – Hamas dalam pernyataan resminya mengumumkan bahwa Ismail Haniyeh tewas, ia tewas terbunuh di kediamannya di Iran akibat serangan Israel.
Kelompok yang menguasai Gaza ini menggambarkan Haniyeh sebagai “syahid dalam serangan mematikan Zionis”.
Israel belum memberikan pernyataan resmi mengenai peristiwa ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hamas menjelaskan bahwa Ismail Haniyeh, yang pada April lalu kehilangan tiga putra dan empat cucunya dalam serangan udara di Gaza. Sempat menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, pada Selasa (30/07/2024) waktu setempat.
“Hamas berduka cita untuk rakyat Palestina, serta semua orang yang mencintai kebebasan di dunia,” demikian pernyataan resmi Hamas.
Sebagian besar pemimpin Hamas cenderung tidak banyak tampil di hadapan publik. Sementara yang lain menghabiskan sebagian besar hidup mereka menghindari upaya pembunuhan oleh Israel.
Sementara itu, Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) menyampaikan belasungkawa atas tewasnya Ismail Haniyeh di Teheran.
Dilaporkan oleh media resmi IRGC, bahwa penyebab dan seberapa parah dampak dari insiden tersebut dan akan mengumumkan hasilnya.
IRGC menyebut Haniyeh dan salah satu pengawalnya meninggal sebagai “syahid”.
IRGC merupakan kekuatan militer, politik, dan ekonomi utama di Iran, dengan hubungan erat dengan pemimpin tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei.
Bagaimana Penyebab Ismail Haniyeh tewas?
Sumber dari media Saudi, Al Hadath, melaporkan bahwa pembunuhan Ismail Haniyeh dilakukan dengan rudal berpemandu yang menargetkan kediamannya di Teheran.
Media tersebut menyatakan bahwa rudal itu menghantam kediaman Haniyeh sekitar pukul 02:00 waktu setempat.
Media Fars, yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran, menyebut Haniyeh ditempatkan di sebuah kediaman untuk para veteran di bagian utara Teheran, dan ia terbunuh oleh “proyektil dari udara”.
Hamas juga menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengutuk keras serangan ini dan meminta pertanggungjawaban Israel atas tindakan yang mereka sebut sebagai “kejahatan perang.”
Mereka mendesak agar dunia tidak tinggal diam terhadap apa yang mereka sebut sebagai agresi brutal dan sistematis terhadap rakyat Palestina dan para pemimpinnya.
Selain itu, Hamas menegaskan akan terus berjuang dan tidak akan mundur dalam memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan Palestina, meskipun dihadapkan pada tantangan dan ancaman yang semakin besar.