SwaraWarta.co.id – Laplace adalah sosok iblis yang sangat kuat dan pernah mengobarkan perang melawan umat manusia 500 tahun yang lalu sebelum akhirnya disegel oleh Tujuh Pahlawan Besar.
Dalam kenyataannya, terdapat dua Laplace, yaitu Dewa Iblis Laplace dan Dewa Teknik Laplace, yang terbentuk setelah terpisah menjadi dua saat bertarung melawan Dewa Pertarungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meskipun disebutkan bahwa ia akan bangkit kembali di masa depan, kedua bagian dirinya tidak pernah muncul dalam cerita utama.
Laplace, yang lahir dari keturunan Suku Naga dan Iblis, sebelum terpecah menjadi dua dikenal sebagai Raja Naga Iblis.
Sosoknya digambarkan memiliki tinggi lebih dari 2 meter dengan rambut perak yang dihiasi bercak hijau, serta memiliki sisik yang lebih sedikit dibandingkan dengan Suku Naga.
Selain itu, ia memiliki taring, cakar, sepasang sayap, kulit transparan berwarna putih, dan sepasang mata emas.
Dewa Iblis atau Dewa Sihir Laplace digambarkan memiliki rambut hijau zamrud dan mata yang lembut.
Legenda Laplace menjadi salah satu cerita epik yang menarik perhatian banyak pembaca, tidak hanya karena kekuatan dan keganasannya, tetapi juga karena kompleksitas karakternya dan nasib tragis yang dialaminya.
Kesetiaan Laplace tidak hanya terbatas pada Dewa Naga Pertama; dia juga memiliki rasa sayang dan hormat yang sangat mendalam terhadap Lunaria, yang dia anggap seperti ibu kandungnya sendiri meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah.
Lunaria memainkan peran penting dalam kehidupan Laplace. Meskipun mereka tidak memiliki ikatan darah, Laplace melihat Lunaria sebagai figur keibuan yang penuh kasih dan perhatian.
Lunaria adalah sosok yang mendidik dan membimbing Laplace dengan bijaksana, memberikan rasa aman dan kasih sayang yang sangat dia butuhkan.
Hubungan mereka bukan hanya sekedar hubungan antara seorang murid dan guru, tetapi lebih seperti hubungan keluarga yang erat dan saling menguatkan.
Namun, kehidupan Laplace mengalami perubahan drastis dengan kehancuran Dunia Naga.
Meskipun dunia tempat dia berasal telah hancur, semangat dan tujuan hidup Laplace tetap kokoh.
Dalam kehancuran dan kekacauan, dia memegang teguh misi terakhir yang diberikan oleh Dewa Naga Pertama.
Misi ini menjadi semacam warisan dan pedoman bagi Laplace, yang memberinya tujuan dan arah dalam hidup.
Dia diinstruksikan untuk mempersiapkan teknik, sihir, dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk membantu Orsted dalam mengalahkan Hitogami.
Laplace menjalankan misi ini dengan penuh dedikasi dan ketelitian. Dia menghabiskan waktu dan usahanya untuk mengumpulkan berbagai macam ilmu dan keterampilan yang akan berguna dalam perjuangan melawan Hitogami.
Bagi Laplace, misi ini bukan hanya tugas yang harus dilakukan, tetapi juga bentuk penghormatan terakhir kepada Dewa Naga Pertama yang telah memberikan hidupnya arah baru.
Setiap langkah yang diambilnya, setiap keputusan yang dibuatnya, semuanya dipandu oleh tujuan mulia ini.
Dalam menjalani misinya, Laplace menunjukkan ketekunan dan ketangguhan yang luar biasa.
Dia tidak gentar menghadapi tantangan dan rintangan yang ada di depannya. Meskipun Dunia Naga telah hancur, semangat dan keberanian Laplace tetap menyala terang.
Dia memahami betapa pentingnya misi ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi dunia yang lebih luas.
Dengan tekad yang kuat, dia terus maju, berjuang untuk memastikan bahwa Orsted memiliki semua yang dia butuhkan untuk mengalahkan Hitogami.
Kesetiaan dan pengabdian Laplace menjadi contoh yang inspiratif tentang bagaimana seseorang dapat menemukan kekuatan dan tujuan dalam situasi yang paling sulit.
Dia adalah bukti bahwa meskipun dunia sekitar kita hancur, kita masih dapat menemukan makna dan tujuan dalam tindakan kita.
Melalui dedikasinya kepada Dewa Naga Pertama dan Lunaria, serta komitmennya untuk menjalankan misi terakhir yang diberikan kepadanya, Laplace menunjukkan bahwa kesetiaan dan pengabdian adalah nilai-nilai yang dapat memberi kekuatan dan arah dalam kehidupan kita.
Laplace tidak hanya hidup untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk tujuan yang lebih besar, untuk masa depan yang lebih baik.
Dia adalah simbol dari ketekunan, keberanian, dan pengabdian, yang menunjukkan bahwa dengan tekad yang kuat, kita dapat mengatasi segala rintangan dan mencapai tujuan kita, meskipun tampaknya tidak mungkin.***