SwaraWarta.co.id – Pertemuan penting diadakan oleh Dewa Naga Pertama bersama para Jenderal Naga.
Di sana, Laplace melaporkan pencariannya terhadap pembunuh Crystal. Dalam mimpinya, Dewa Manusia muncul dan memberitahukan tentang Mata Iblisnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Laplace juga menceritakan pertarungannya melawan Necrolia yang akhirnya berhasil dia tangkap.
Setelah itu, dia menyerahkan Necrolia kepada Szilard. Setelah laporan Szilard selesai, para Jenderal Naga mendesak Dewa Naga Pertama untuk berperang melawan Dunia Iblis.
Namun, Dewa Naga Pertama menolak dan memilih untuk bernegosiasi. Atas usulan Szilard untuk memberi penghargaan kepada Laplace atas pencapaiannya, Dewa Naga Pertama menamainya sebagai Jenderal Naga Iblis Laplace dan penerus Crystal sebagai Jenderal Naga.
Laplace, yang kemudian dikenal sebagai Raja Naga Iblis, adalah satu-satunya yang selamat dari Lima Jenderal Naga setelah insiden yang menyebabkan penghuni dari empat Dunia yang hancur melarikan diri ke Dunia Manusia, dan runtuhnya Dunia Naga.
Dia menjadi Dewa Naga generasi kedua setelah yang pertama wafat.
Laplace berhasil melarikan diri dari Dunia Naga yang runtuh dan hanyut ke Dunia Manusia.
Di sana, dia menjadi Dewa Naga generasi kedua. Dia melakukan penelitian tentang metode dan teknik untuk menggulingkan Hitogami.
Dia mengajarkan teknik-teknik yang telah dia kembangkan selama bertahun-tahun kepada mereka yang menyebut diri mereka “Dewa Naga”.
Semua ini dilakukan demi mewariskan kekuatan tersebut kepada Orsted, yang datang dari masa depan dan dikatakan memiliki kekuatan terbesar di antara suku naga.
Laplace kemudian ikut serta dalam perang dunia manusia-iblis di mana dia bertarung melawan Dewa Pertarungan, yang merupakan rasul dari Dewa Manusia.
Dalam pertempuran tersebut, jiwanya terbelah menjadi dua bagian. Laplace yang terbelah kehilangan ingatannya dan terbagi menjadi dua entitas: [Dewa Iblis] yang membenci manusia dan [Dewa Teknik] yang tujuannya adalah untuk menggulingkan dewa.
Setelah pertempuran besar tersebut, Laplace menjalani kehidupan yang berbeda sebagai dua entitas yang saling bertolak belakang.
Sebagai Dewa Iblis, dia menyimpan dendam besar terhadap umat manusia dan terus merencanakan cara untuk menghancurkan mereka.
Sementara itu, sebagai Dewa Teknik, dia bekerja keras mengembangkan strategi dan teknologi yang dapat digunakan untuk melawan Dewa Manusia dan para pengikutnya.
Meskipun telah terpecah menjadi dua, tujuan utama Laplace tetap sama: menggulingkan kekuasaan Dewa Manusia dan memastikan masa depan yang lebih baik bagi suku naga dan dunia yang dia cintai.
Perjalanan hidupnya yang penuh tantangan dan konflik menggambarkan kegigihan dan tekad yang luar biasa dari seorang pejuang sejati.
Legenda Laplace terus hidup dalam cerita-cerita yang diceritakan dari generasi ke generasi, menginspirasi para pejuang muda untuk tidak pernah menyerah dalam menghadapi kesulitan dan selalu berjuang untuk keadilan dan kebenaran.***