SwaraWarta.co.id – Dari ajang badminton Olimpiade Paris 2024, ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, kembali harus menelan kekalahan dalam laga terakhir fase grup Olimpiade Paris 2024, Selasa.
Pasangan ini kalah dari wakil Malaysia, Tan Pearly dan Thinaah Muralitharan, dalam dua gim langsung dengan skor 18-21 dan 9-21.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada gim pertama, persaingan berlangsung ketat sejak awal.
Ini adalah pertemuan ketujuh antara kedua pasangan, dan kedua tim menunjukkan permainan yang seimbang dengan variasi serangan yang bergantian.
Meski sempat tertinggal, Apriyani/Fadia berhasil menyamakan skor menjadi 9-9 berkat reli panjang.
Namun, Tan/Muralitharan berhasil merebut interval gim dengan skor tipis 11-9.
Setelah jeda, Apriyani/Fadia berusaha mengejar ketertinggalan dengan bermain reli panjang. Usaha mereka cukup berhasil dan sempat menyamakan kedudukan menjadi 16-16 dan 17-17.
Namun, konsistensi dari Tan/Muralitharan membuat mereka unggul dengan dua poin beruntun dan akhirnya menutup gim pertama dengan skor 21-18.
Gim kedua dimulai dengan pasangan Indonesia mengambil poin pertama.
Tidak seperti gim pertama yang banyak diwarnai reli panjang, kali ini kedua pasangan memilih strategi servis pendek untuk meminimalisir permainan panjang. Strategi ini sempat membawa Apriyani/Fadia unggul sementara dengan skor 6-4.
Pada gim kedua, Apriyani/Fadia terlihat lebih sabar dan tenang. Meski begitu, pertahanan solid yang ditunjukkan oleh Tan/Muralitharan membuat mereka kembali unggul pada interval gim dengan skor 11-8.
Setelah jeda singkat, variasi serangan dari Apriyani/Fadia mampu diantisipasi dengan baik oleh lawan, sehingga margin skor semakin jauh menjadi 9-19. Akhirnya, pasangan Malaysia mengklaim gim kedua dengan skor 21-9.
Kekalahan ini menambah daftar kekalahan Apriyani/Fadia di fase grup Olimpiade Paris 2024, di mana mereka tidak berhasil meraih satu kemenangan pun dari tiga pertandingan yang dimainkan.
Sementara itu, Tan/Muralitharan akhirnya bisa melanjutkan langkah ke babak perempat final badminton Olimpiade Paris 2024 sebagai runner-up Grup A.
Melihat performa Apriyani/Fadia dalam turnamen ini, jelas bahwa ada beberapa aspek permainan yang perlu diperbaiki.
Pertahanan yang lebih solid dan strategi yang lebih adaptif terhadap lawan mungkin menjadi fokus utama mereka untuk kompetisi mendatang.
Meski demikian, pengalaman bertanding di ajang bergengsi seperti Olimpiade tentu menjadi bekal berharga bagi kedua pemain untuk evaluasi dan pengembangan diri.
Dengan kerja keras dan latihan yang konsisten, bukan tidak mungkin Apriyani/Fadia dapat kembali bangkit dan menunjukkan performa yang lebih baik di masa depan.
Dukungan dan semangat dari para pendukung tentunya juga menjadi motivasi tambahan bagi mereka untuk terus berjuang dan mengharumkan nama Indonesia di kancah bulutangkis internasional.***